Media Turki melaporkan bahwa Rusia menggunakan kendaraan udara tak berawak (UAV) siluman berat S-70 Okhotnik untuk menyerang Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) di wilayah Sumy.
Gambar di saluran Telegram menunjukkan setidaknya dua UAV terbang di atas wilayah udara Ukraina yang bentuk dan ukurannya konsisten dengan Okhotnik (Hunter).
Pada Juni 2022, kantor berita RIA Novosti melaporkan bahwa S-70B Okhotnik melakukan uji coba peluncuran amunisi berpemandu presisi (PGM) terhadap target darat. Hulu ledak yang ditembakkan adalah rudal udara-ke-darat yang dikembangkan untuk jet tempur Sukhoi Su-57.
Para pengamat meyakini rudal ini bisa jadi adalah Kh-59Mk2, rudal jelajah cadangan yang dikembangkan berdasarkan rudal taktis berat Kh-59 yang telah digunakan sejak awal 1980-an.
Perkiraan jangkauan dan muatan Kh-59Mk2 bervariasi, tetapi disepakati bahwa rudal ini mampu mencapai target setidaknya sejauh 240 kilometer dengan hulu ledak seberat 220 kg. Desain modular rudal ini memungkinkan berbagai konfigurasi, seperti tangki bahan bakar yang lebih besar untuk jangkauan yang lebih jauh dengan mengorbankan hulu ledak yang lebih kecil.
Sebelumnya, pada Februari 2020, Izvestia melaporkan bahwa bom luncur Grom (Thunder) 9-A-7759 telah diintegrasikan ke dalam Okhotnik. Drone ini dapat membawa empat Grom di kompartemen internalnya.
Menurut informasi sumber terbuka, dua prototipe Okhotnik Rusia saat ini sedang menjalani uji terbang dan dua lagi sedang dibangun/diuji. Prototipe pertama dengan knalpot melingkar non-siluman mengudara untuk pertama kalinya pada awal Agustus 2019.
Prototipe-prototipe tersebut kemudian disempurnakan dalam hal desain aerodinamis dan komponen berdasarkan pengalaman pengoperasian Okhotnik pertama. UAV ini secara khusus telah meningkatkan fitur silumannya dengan perangkat elektronik dan perangkat lunak yang lebih baik.
Pesawat tempur kendali jarak jauh
Pejabat pertahanan Rusia telah mengonfirmasi bahwa Okhotnik dapat beroperasi di bawah kendali pilot pesawat tempur Su-57.
"Pesawat dan UAV ini tidak hanya dapat berinteraksi satu sama lain, tetapi juga berkoordinasi dalam berbagai formasi tempur. Dalam waktu yang sangat singkat, kendali Okhotnik dapat dilakukan dari kokpit Su-57," ujar Andrey Yelchaninov, Wakil Ketua Pertama Komisi Industri- Militer Rusia, pada April 2021.
Pesawat tempur siluman berawak Su-57 dan pesawat tanpa awak siluman berat S-70 berbeda tetapi memiliki desain aerodinamis yang saling melengkapi.
Su-57 dirancang dan dikembangkan untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh pesawat tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 AS. Namun, pesawat tempur utama Angkatan Udara Rusia ini tidak dilengkapi dengan fitur siluman frekuensi radio.
Sementara itu, Okhotnik memiliki fitur siluman yang lebih kuat, seperti peredaman frekuensi radio dan sinyal inframerah yang rendah, serupa dengan fitur F-22 dan F-35. Selain itu, dengan bobot 20 hingga 25 ton, Okhotnik juga dapat membawa banyak senjata.
UAV ini dapat menembus wilayah udara yang diperebutkan tanpa terdeteksi untuk menghancurkan target-target penting musuh. Saat ini, Su-57 akan bertindak sebagai "pelindung" bagi S-70 jika disergap oleh pesawat tempur musuh. Beroperasi bersama, Su-57 dan Okhotnik akan mampu dan fleksibel dalam pertempuran.
“Mimpi buruk” dengan radar pertahanan udara
Mendeteksi dan mencegat Okhotnik juga lebih sulit bagi Ukraina, karena sistem radar dan pertahanan udaranya (dan Barat) tidak dilengkapi dengan baik untuk menangani kendaraan siluman Rusia.
Storm Shadow, rudal jelajah siluman Inggris yang terkenal dengan tanda radar rendah dan kecepatan terbang tinggi, masih belum mampu menembus jaringan radar pertahanan udara Moskow. Rudal-rudal ini terutama menghindari intersepsi dengan memanfaatkan medan dan router pintar.
Okhotnik dapat menembus wilayah udara musuh, menyerang targetnya sendiri atau mentransfer informasi target ke pesawat tempur Su-57 atau baterai rudal pendukung.
Beroperasi di bawah kendali jet tempur Su-57, Okhotnik bisa jauh lebih efektif daripada rudal jelajah dalam menyerang target jauh di belakang garis musuh.
Berdasarkan laporan sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia berencana untuk membentuk detasemen Okhotnik di distrik militer barat dan selatan pada tahun 2024.
(Menurut EurAsian Times)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)