Staf peneliti memeriksa udang budidaya |
Penyalahgunaan antibiotik, pencemaran lingkungan
Dalam beberapa tahun terakhir, budidaya udang kaki putih di pasir pantai, khususnya di Kota Hue , dan di Vietnam pada umumnya, telah menghadapi banyak kesulitan dan tantangan. Penyakit yang terus-menerus dianggap sebagai penyebab utama kerugian budidaya udang. Dari ratusan hektar tambak udang dengan rata-rata dua kali panen per tahun, sebagian besar telah ditinggalkan selama beberapa tahun. "Selama 2-3 tahun terakhir, setiap panen selalu gagal karena penyakit, masyarakat tidak dapat berinvestasi kembali sehingga mereka terpaksa meninggalkan tambak mereka," ujar Bapak Vo Khang di Kecamatan Phong Quang (gabungan dari Kecamatan Phong Hai, Quang Cong, Quang Ngan).
Menurut Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup, meskipun budidaya udang di pasir pantai telah menjadi tren, budidaya ini masih berkembang secara spontan. Sebagian besar lahan tambak mengambil air laut langsung ke tambak, lalu membuang air bekas pakainya langsung ke laut tanpa pengolahan lingkungan. Ketika udang sakit, masyarakat masih membuang air yang tidak diolah, sehingga penyakit menyebar dengan cepat. Hal ini mengkhawatirkan karena dapat berdampak buruk bagi petambak udang itu sendiri, yang memengaruhi lingkungan ekologis.
Profesor Madya, Dr. Mac Nhu Binh, Wakil Kepala Fakultas Akuakultur, Universitas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hue, mengatakan bahwa saat ini, penggunaan antibiotik untuk mengobati penyakit pada udang sangat populer. Namun, antibiotik tidak lagi efektif dalam mengobati infeksi bakteri pada hewan akuatik, karena semakin banyaknya strain bakteri yang resistan terhadap obat. Dalam situasi ini, diperlukan penelitian dan metode pengobatan baru, di mana salah satu tren yang sangat diminati adalah nanoteknologi.
Studi telah menunjukkan bahwa sistem penghantaran obat nano, dengan ukuran nanometer, mampu mengatasi hambatan biologis tubuh inang dan mengatasi mekanisme resistensi obat patogen. Berdasarkan sifat material canggih, proses pelepasan obat juga dapat dikontrol, dikonsentrasikan di area yang terkontaminasi patogen untuk membantu meningkatkan efektivitas obat, meminimalkan efek samping pada tubuh inang.
Keuntungan nanoteknologi
Fakultas Akuakultur, Universitas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hue telah membangun model budidaya udang menggunakan nanoteknologi dengan luas lahan 3.000m2, menghadirkan efisiensi, membuka peluang baru bagi budidaya udang khususnya dan akuakultur pada umumnya di kota Hue dan seluruh negeri.
Dr. Mac Nhu Binh menjelaskan bahwa model di atas mendukung penelitian penerapan nanoteknologi untuk memasukkan antibiotik ke dalam budidaya udang kaki putih guna mencegah dan mengobati penyakit umum yang disebabkan oleh bakteri pada udang. Proses penerapan model menunjukkan bahwa penerapan nanoteknologi berkontribusi dalam membatasi penggunaan antibiotik serta mengurangi jumlah residu antibiotik dibandingkan dengan metode penggunaan antibiotik konvensional. Dari sana, efektivitas penggunaan material baru dapat dievaluasi, sebagai dasar untuk penerapan yang luas dalam budidaya udang khususnya dan akuakultur pada umumnya.
Nanoteknologi saat ini sedang banyak diteliti dan diterapkan untuk menghilangkan polutan dalam air. Nanomaterial berupa bahan aktif seperti karbon dan aluminium, dengan pembawa seperti zeolit, bentonit, dan senyawa yang mengandung besi, dapat digunakan untuk membuat membran filter aerobik dan anaerobik untuk menghilangkan amonia dan nitrit. Nanopartikel dengan aktivitas antibakteri tinggi seperti nano perak, nano seng oksida, titanium dioksida, tembaga, dan besi merupakan objek yang paling umum diteliti.
Penggunaan nanopartikel dalam pengolahan lingkungan perairan akuakultur membantu menghilangkan patogen dan sumber penyakit yang berbahaya bagi akuakultur, termasuk bakteri dan virus penyebab penyakit pada akuakultur seperti udang, ikan, moluska, dll.; sekaligus membersihkan kotoran di lingkungan perairan. Penggunaan nanopartikel untuk pengolahan lingkungan akan meningkatkan kualitas air, hampir sepenuhnya menghilangkan patogen serta zat beracun bagi akuakultur, sehingga meminimalkan penggunaan antibiotik dan zat beracun untuk pengolahan lingkungan. Di sisi lain, ketika lingkungan akuakultur terinfeksi, penggunaan nanopartikel untuk pengolahan lingkungan akuakultur dengan keunggulan aktivitas yang cepat dan kuat akan membersihkan lingkungan dengan cepat dan membantu mencegah penyebaran penyakit di area budidaya.
Fakultas Akuakultur, Universitas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hue terus meneliti model budidaya udang dengan menerapkan nanoteknologi untuk berkontribusi pada budidaya udang kaki putih yang berkelanjutan dan efektif di pasir pantai.
Sumber: https://huengaynay.vn/kinh-te/ung-dung-cong-nghe-nano-trong-nuoi-tom-tren-cat-155872.html
Komentar (0)