Dalam lokakarya tersebut, para ahli membahas salah satu tren teknologi terpenting saat ini: penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam pembangunan dan pengoperasian kota pintar.
Dalam konteks Revolusi Industri Keempat yang sedang berlangsung, penerapan teknologi AI pada perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan kota bukan hanya tren yang tak terhindarkan tetapi juga faktor kunci dalam menciptakan diferensiasi, meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan daya saing kota-kota di Vietnam.
Profesor Madya Thoai Nam, Direktur Pusat Teknologi Komputasi (Universitas Teknologi Kota Ho Chi Minh), menilai bahwa peran real estat dalam kota cerdas dievaluasi melalui kualitas hidup.
Dampak ekonomi dari sektor properti di kota pintar akan menarik investasi di industri teknologi tinggi dan bisnis ramah lingkungan, menjadikan kota pintar sebagai pusat inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Profesor Madya Thoai Nam, penerapan kecerdasan buatan menjadi tidak berarti tanpa data.
Oleh karena itu, perlu membangun infrastruktur data dari tingkat kelurahan, kecamatan, dan kecamatan untuk membentuk infrastruktur data tingkat provinsi.
Selanjutnya, aplikasi AI digunakan dalam penambangan data; membangun basis data berdasarkan standar data; dan memastikan konsistensi mulai dari manajemen dan pemanfaatan basis data hingga manajemen kebijakan, keamanan, dan berbagi.

Sementara itu, Bapak Tran Chi Hieu, Direktur Pusat AI di bawah Asosiasi Blockchain Vietnam, berbagi wawasan tentang penerapan AI di bidang real estat.
Menurutnya, penggunaan AI dalam penjualan akan membantu tim penjualan membuat video yang singkat, cepat, dan menarik secara emosional untuk mempertahankan pelanggan. Secara bersamaan, AI dapat digunakan untuk membangun personal branding bagi tenaga penjualan, menciptakan alat untuk membandingkan proyek dan menyarankan produk, serta mengotomatiskan pembuatan konten dan proses layanan pelanggan.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/ung-dung-tri-tue-nhan-tao-trong-phat-trien-do-thi-thong-minh-post800261.html






Komentar (0)