![]() |
Peluang benda-benda langit bertabrakan dengan Bumi sangat rendah. Foto: Shutterstock . |
Para astronom telah menghitung risiko asteroid antarbintang seperti 'Oumuamua dan 3I/ATLAS menabrak Bumi. Mereka menyimpulkan bahwa meskipun peluang tabrakan dengan Bumi sangat rendah, mereka masih dapat menentukan lokasi dan waktu paling rentan jika terjadi.
Sudah jutaan tahun sejak planet kita ditabrak asteroid besar, dan kerusakan lokal pun jarang terjadi. Selain tiga objek antarbintang yang telah kita temukan, 1I/'Oumuamua, 2I/Borisov, dan 3I/ATLAS, para ilmuwan telah mencatat ribuan komet dan asteroid yang melintas lebih dekat ke Bumi.
Dr. Darryl Seligman dari Universitas Negeri Michigan dan beberapa rekannya memutuskan untuk menggali lebih dalam. Mereka menggunakan pengetahuan mereka tentang posisi mereka di Bima Sakti untuk menghitung jalur antarbintang yang paling mungkin, sehingga menentukan zona risiko di Bumi.
Mereka memperkirakan bahwa sepanjang sejarah Bumi, antara 1 hingga 10 objek antarbintang berukuran 100 meter telah bertabrakan dengan Bumi, berdasarkan perkiraan kasar jumlah objek yang terlontar dari sistem bintang lain. Berbeda dengan tumbukan dari asteroid atau komet "asli", tabrakan antarbintang ini kemungkinan besar terjadi secara relatif merata sepanjang sejarah Bumi.
Namun, kemungkinan mengidentifikasi kawah tumbukan sangat rendah karena sebagian besar telah terhapus oleh aktivitas tektonik atau tumbukan atmosfer. Para penulis mencatat bahwa membedakan kawah tumbukan yang disebabkan oleh objek antarbintang dari peristiwa lain akan sulit, tetapi hal ini tidak memengaruhi kemampuan prediksi risiko saat ini.
Secara teoritis, ancaman antarbintang bisa datang dari segala arah. Namun, penyusup kemungkinan besar datang dari dekat bidang Bima Sakti, dan dapat dideteksi dengan melacak lintasan Bima Sakti melintasi langit, alih-alih dari lintang galaksi yang tinggi.
Mereka dapat menentukan kecepatan benda berdasarkan tarikan gravitasi Matahari. Jika tidak lebih cepat, benda-benda tersebut akan ditarik kembali ke orbit planet ini. Ketiga benda yang kami amati memiliki kecepatan puncak masing-masing 87,71 km/detik, 43,9 km/detik, dan 68,3 km/detik.
Para penulis memperkirakan bahwa perbedaan kecepatan terhadap gravitasi Matahari akan mencapai 45 km/detik. Oleh karena itu, dengan memperhitungkan gerak Bumi mengelilingi Matahari, kecepatan tumbukan antarbintang adalah 72 km/detik.
Model yang memprediksi waktu tabrakan antarbintang berdasarkan orbit menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi terjadi pada musim dingin di belahan bumi utara, ketika probabilitas keseluruhan tabrakan paling tinggi, tetapi rata-rata objek tidak terlalu cepat. Persentase yang lebih kecil menunjukkan bahwa tabrakan dapat terjadi pada musim semi di belahan bumi utara, tetapi jika terjadi, objek tersebut akan bergerak lebih cepat.
Singkatnya, studi ini menunjukkan bahwa peluang objek semacam itu menabrak Bumi pada musim apa pun sangat rendah, dan kemungkinannya relatif kecil. Para ilmuwan juga dapat memodelkan dan menghitung posisi, waktu, dan kecepatan objek tersebut saat mendekat.
Sumber: https://znews.vn/vat-the-la-3iatlas-co-the-va-cham-trai-dat-khong-post1603777.html







Komentar (0)