Dahulu, sup batang pisang merupakan hidangan yang umum disantap orang miskin, kini hadir dengan khidmat di nampan hari raya, bersama berbagai hidangan lezat lainnya. Bagi masyarakat Dai Dong, sup batang pisang bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga bagian dari kenangan kampung halaman mereka. Untuk memasak semangkuk sup dengan cita rasa yang sempurna, dibutuhkan ketelitian dan keterampilan. Setelah dikupas dan dicuci, batang pisang akan diremas rata dengan ragi dan kecap untuk menghilangkan getahnya, melunakkannya, lalu dicuci kembali dan direndam dengan bumbu. Selanjutnya, batang pisang akan direndam dengan lemak babi cincang, ragi, dan kecap ketan, diaduk rata, lalu ditumis dengan tulang babi di atas api kecil untuk mengeluarkan aromanya. Air ditambahkan dan direbus selama kurang lebih satu jam, hingga tulang lunak dan batang pisang menyerap rasa. Sebelum diangkat dari api, juru masak menambahkan sedikit bawang putih yang dihaluskan dan menaburkan daun ketumbar cincang. Hasilnya adalah semangkuk sup berwarna cokelat berkilau, dengan rasa yang kaya, berlemak, dan sedikit asam, yang terasa asing sekaligus familiar. Masyarakat Dai Dong juga bervariasi, memasak akar pisang dengan tulang anjing, belut, ikan loach atau kura-kura bercangkang lunak, tetapi harus menggunakan lemak babi untuk mendapatkan rasa yang tepat.
Dulu, setiap kali ada acara keluarga, orang-orang harus menggali umbi pisang sendiri, yang sangat melelahkan dan memakan waktu. Kini, pekerjaan ini menjadi lebih praktis berkat banyaknya rumah tangga yang ahli dalam menggali, mengolah, dan menjual kembali umbi pisang olahan. Di Jalan Provinsi 419 yang melintasi Desa Dai Dong, mudah ditemukan keluarga-keluarga yang menjual umbi pisang iris dan rendam. Ibu Kieu Thi Ha, seorang rumah tangga yang ahli dalam pengolahan dan penyediaan umbi pisang, mengatakan bahwa keluarganya mengolah 70-100 kg setiap hari, terutama selama musim pernikahan, ketika permintaan lebih tinggi. Umbi pisang segar dibeli dari daerah-daerah di sepanjang Sungai Merah dan dipilih secara cermat dari pohon "pisang anakan" untuk memastikan rasanya lezat, berserat, dan tidak keras. Setelah digali, umbi dikupas, dicuci untuk menghilangkan getahnya dengan air yang dicampur cuka, kemudian diiris sangat tipis dan diparut. Pisang-pisang ini dijual langsung setelah dimasak, sehingga ketika orang membelinya untuk dimasak dalam sup, rasa segarnya tetap terjaga. Harga per kilogram pisang olahan berkisar antara 20.000-30.000 VND, terjangkau dan sangat praktis.
Mungkin hampir tidak ada hidangan yang sederhana sekaligus bersahaja namun tetap dihargai seperti sup batang pisang di Dai Dong. Orang-orang dapat menyantapnya dengan nasi putih atau menikmatinya dengan bihun, keduanya lezat, kaya rasa, dan tidak berminyak. Di atas nampan saat ini, di antara sekian banyak hidangan modern, sup batang pisang masih memiliki tempat istimewa, bukan hanya karena rasanya yang tak terlupakan, tetapi juga karena membangkitkan kenangan akan rumah, menyatukan komunitas, membuat siapa pun yang pergi jauh merasakan nostalgia akan rasa sup yang familiar.
Sumber: https://hanoimoi.vn/vi-ngot-que-nha-trong-bat-canh-cu-chuoi-dai-dong-713775.html
Komentar (0)