Selain hidangan tradisional Tahun Baru Imlek seperti banh chung, acar bawang, ham, dan ayam, masyarakat Hanoi kuno sering membuat sup manis untuk menghormati leluhur mereka di Malam Tahun Baru. Bagi masyarakat di komune Dai Dong, distrik Thach That, sup manis merupakan sajian wajib di nampan persembahan Tet.
Berbicara kepada wartawan, Bapak Kieu Cao Quy (desa 2, kecamatan Dai Dong, kecamatan Thach That, Hanoi) mengatakan, bila berbicara tentang sup manis pada hari raya Tet, kita tidak dapat tidak menyebut desa Dai Dong, kecamatan Thach That, tempat sup manis telah menjadi merek terkenal di mana-mana.
Bapak Kieu Cao Quy menambahkan bahwa hidangan ini memiliki tradisi yang panjang. Ia bertanya kepada para tetua, dan di sana ada seorang pria berusia 97 tahun yang tidak ingat kapan hidangan ini dibuat. Tetua tersebut bercerita bahwa hidangan ini memiliki tradisi yang panjang. Ketika ia mengetahuinya, hidangan ini sudah ada dan dipertahankan hingga saat ini.
Dahulu, sup manis sering dibuat untuk menjamu tamu pada perayaan panjang umur orang tua dan digunakan saat Tet untuk menjamu tamu. Pada saat yang sama, masyarakat menggunakan sup manis untuk memuja dewa pelindung desa. Sup manis di masa lalu merupakan hidangan mewah, hanya digunakan saat hari raya, Tet, dan acara-acara penting masyarakat.
Saat ini, sup manis semakin populer, diproduksi, dan dinikmati oleh orang-orang pada hari raya, Tet, dan acara-acara penting keluarga. Beberapa orang menggunakannya untuk menjamu tamu dan sebagai hidangan penutup di pesta pernikahan,...
Berbicara tentang bahan-bahan untuk membuat sup manis, Bapak Kieu Cao Quy menjelaskan bahwa dulu, sup manis dibuat oleh masyarakat di Kelurahan Dai Dong dengan dua bahan utama: kacang hijau dan molase. Kemudian, ketika kondisi ekonomi membaik, gula diproduksi dalam jumlah besar, sehingga masyarakat membuat sup manis dengan kacang hijau dan gula sebagai bahan utamanya.
Dahulu, membuat sup manis membutuhkan proses yang sangat rumit. Buncis yang digunakan untuk membuat sup manis haruslah buncis utuh berwarna hijau muda, bukan buncis besar berwarna kuning. Selanjutnya, buncis harus direndam dalam air dingin dan dicuci berkali-kali hingga airnya jernih.
Membersihkan kacang juga membutuhkan ketelitian dan ketelitian. Pilih kacang yang rusak, kacang hitam, dan kacang yang pecah, lalu bersihkan berkali-kali hingga airnya jernih. Setelah kacang dibersihkan, tiriskan sepenuhnya sebelum dikukus dalam pengukus hingga matang. Hancurkan kacang yang sudah dikukus hingga halus, lalu bentuk menjadi bola-bola kecil seukuran jeruk bali. Gunakan pisau tajam untuk mengiris kacang tipis hingga terlepas. Kemudian, iris kembali kacang, bentuk menjadi bola-bola, dan iris lagi. Lakukan ini beberapa kali hingga kacang halus dan terlepas.
Selanjutnya campurkan molase (saat ini gula pasir dikocok rata dengan air untuk dijadikan air gula) dengan kacang yang dihaluskan lalu taruh campuran tersebut di atas kompor, aduk rata dengan sumpit, lalu kecilkan apinya.
Proses memasak sup manis sangatlah penting, menuntut ketelitian dan kehati-hatian sang juru masak. Saat meletakkan panci di atas kompor, juru masak harus mengaduk sup manis terus-menerus tanpa henti. Memasak satu panci sup manis biasanya memakan waktu 3-4 jam, dan banyak anak muda yang sehat harus bergantian melakukan pekerjaan ini agar gula dapat bercampur dengan kacang dan tidak lengket di panci. Setelah gula tercampur dengan kacang, panci sup manis akan diturunkan dan disendok ke dalam cetakan dan piring, agar merata. - Bapak Kieu Cao Quy berbagi.
Menurut Bapak Kieu Cao Quy, di masa lalu, sup manis dibuat sepenuhnya dengan tangan, tetapi kini, dengan bantuan mesin, prosesnya lebih cepat dan dapat disimpan lebih lama. Sup manis tidak hanya dibeli saat Tet, tetapi juga menjadi oleh-oleh yang dibeli dan diberikan sepanjang tahun.
Saat ini, sup manis juga diproduksi sesuai selera pengguna. Bagi penderita diabetes yang tidak dapat mengonsumsi makanan manis, banyak fasilitas produksi telah mengurangi jumlah gula dalam sup manis.
"Untuk menikmati sup ubi jalar, Anda perlu menyeduh sepoci teh teratai, menyeruput tehnya, lalu menikmati sepotong sup ubi jalar untuk merasakan suasana Tet di Hanoi" - ungkap Bapak Kieu Cao Quy.
[iklan_2]
Sumber: https://kinhtedothi.vn/ngot-ngao-huong-vi-che-kho-dai-dong-ngay-tet.html
Komentar (0)