
Tak hanya sekadar tempat persinggahan bagi para pejalan kaki, tempat ini juga terkenal luas akan kue beras ketan Lieu Pass yang lezat dan khas, yang dikaitkan dengan Ibu Doan Thi Ngo, yang telah menekuni profesi ini selama 35 tahun terakhir.
Sudut dapur kecil di dekat jalan setapak
Dalam perjalanan sukarela ke komune Nam Tra My, atas rekomendasi banyak orang, kami berkesempatan mengunjungi toko banh u kecil milik Ibu Ngo di kaki Jalur Lieu. Tanpa papan nama, tanpa iklan yang ramai, toko sederhana itu hanyalah sebuah dapur kecil di dekat jalur tersebut.
Waktu baru menunjukkan pukul 5 pagi, namun para pelanggan sudah datang silih berganti, ada yang mengantre untuk membeli kue, ada pula yang duduk-duduk menikmati kue di sana, bahkan ada pula pelanggan dari kota-kota jauh yang mengantre untuk menerima kue yang akan diberikan sebagai buah tangan.
Ibu Ngo mulai membungkus banh u sejak usia 25 tahun. Bahkan sekarang, di usianya yang lebih dari 60 tahun, tangannya masih lincah dan fleksibel, membungkus setiap banh u dengan ketangkasan dan keterampilan yang tidak semua orang bisa miliki.
Bu Ngo mempelajari seni membungkus banh u dari ibunya. Setiap kali membungkus kue, Bu Ngo merasa seperti menghidupkan kembali kenangan masa kecilnya, di mana ibunya mengajarinya cara memilih ketan, merendam daging, dan merobek daunnya...
Tanpa mesin apa pun, setiap langkah, mulai dari membungkus hingga memasak, dilakukan dengan tangan. Selama lebih dari 35 tahun, Ngo dan suaminya selalu bangun pukul 2 pagi untuk menyalakan api, membungkus, dan memasak kue tepat waktu agar dapat diantarkan kepada pelanggan saat fajar.
Mendengar kelompok amal datang untuk membeli kue, Bapak Le Cuong (68 tahun, suami Ibu Ngo) dengan senang hati memberikan 20 kue lagi kepada kelompok tersebut tanpa mengambil sepeser pun. "Setiap kali ada kelompok amal datang ke sini, saya dan istri ingin menyumbangkan sedikit usaha kami untuk memberikan kehangatan bagi kelompok tersebut," kata Bapak Cuong.
Ambil pekerjaan sebagai keuntungan, ambil cinta sebagai modal
Keunggulan merek Lieu Pass Banh U terletak pada bahan-bahannya yang dipilih secara cermat dari bahan-bahan paling sederhana dan khas pegunungan dan hutan. Beras ketan yang digunakan untuk membungkus kue ini adalah beras ketan wangi yang ditanam oleh penduduk di lereng bukit sekitar, sehingga tetap mempertahankan cita rasa uniknya.
Isian daging babinya bukan babi yang diternakkan secara industri, melainkan babi yang diternakkan bebas, sehingga lemaknya berlemak dan harum, sangat lezat. Dipadukan dengan lapisan daun pisang liar hijau, kue beras ketan Lieu Pass tak hanya lezat, tetapi juga membawa jiwa tanah Midland.
Api yang digunakan untuk memanggang kue ini terbuat dari akasia, sejenis pohon yang tumbuh subur di perbukitan Tien Phuoc. Api ini menyala dalam waktu lama dan memancarkan panas secara merata, membantu kue matang sempurna, tetap lembut dan kenyal, serta mempertahankan cita rasa alaminya yang khas.
Meskipun tidak banyak diiklankan, kue-kue Lieu Pass milik Ibu Ngo masih banyak dipesan oleh warga kota. Namun, karena kondisi kesehatannya yang terbatas, ia hanya menjual langsung kepada penduduk setempat dan pengunjung yang singgah di tengah jalur tersebut, dan sebagian kecil dipasok ke sekolah-sekolah berasrama di daerah tersebut.
Terutama untuk keuntungan tenaga kerja, setiap kue hanya dijual sekitar 2.500 VND.
Berpamitan dengan Ibu Ngo dan suaminya dalam suasana hangat, di tengah harumnya kue beras ketan yang baru saja dikeluarkan dari tungku kayu, hati masyarakat masih terbayang dengan rasa sederhana dan tulus dari tanah kelahiran mereka.
Sumber: https://baodanang.vn/vi-que-banh-u-deo-lieu-3308318.html







Komentar (0)