Pemandu Pemba Dorjee di base camp dalam perjalanan menuju Gunung Everest
Menurut Business Insider pada tanggal 13 Mei, melihat mayat di sepanjang jalan menuju Gunung Everest bukan lagi hal yang aneh, dan para korban yang malang harus tinggal di sini karena membawa mereka turun terlalu berbahaya dan mahal.
"Saya tak percaya apa yang saya lihat di sana. Kematian, pembantaian, kekacauan, orang-orang antre, mayat-mayat di pinggir jalan," kata pembuat film Everest Elia Saikaly.
Pada musim semi 2019 saja, tujuh orang tewas saat mendaki Gunung Everest. Pada tahun 2015, longsoran salju di sana menewaskan setidaknya 19 orang. Dua orang tewas saat mendaki Gunung Everest musim semi lalu.
Empat orang tewas sejauh ini di musim pendakian Everest 2023, yang diperkirakan akan menjadi tahun tersibuk. Bulan lalu, tiga pemandu Nepal tewas saat mencoba mengikat pendaki lain. Pada 2 Mei, seorang Amerika tewas dalam perjalanan mendaki gunung.
Nepal telah menerbitkan rekor 463 izin pendakian Gunung Everest. Bersama pemandu, jumlah ini akan menambah jumlah total pendaki yang ingin menaklukkan puncak setinggi 8.849 meter ini menjadi sekitar 900 orang tahun ini.
Mengembalikan jenazah itu sulit. Biayanya bisa mencapai $70.000 dan terkadang mengakibatkan kematian. Pada tahun 1984, dua orang Nepal tewas saat mencoba mengembalakan jenazah seorang pendaki. Akibatnya, jenazah seringkali ditinggalkan di gunung.
Antrean pendaki Gunung Everest tahun 2021
Pendaki Everest Alan Arnette mengatakan menurunkan jenazah adalah tindakan yang mahal dan berisiko, serta sangat berbahaya bagi pemandu.
"Yang harus mereka lakukan adalah mendekati jenazah, lalu biasanya mereka menaruhnya di kereta luncur, tapi biasanya hanya selembar kain. Mereka mengikatkan tali ke jenazah, lalu mereka meluncur dengan terkendali," kata Arnette.
Arnette mengatakan dia tidak ingin tubuhnya tergelincir seperti itu, jadi dia menandatangani formulir "pembuangan jenazah" sebelum mendaki Everest, yang mengharuskan jenazahnya dibaringkan di gunung untuk berjaga-jaga seandainya dia meninggal selama perjalanan.
'Ketidakmampuan' menyebabkan kematian di Gunung Everest
Beberapa pendaki mengatakan peningkatan angka kematian sebagian disebabkan oleh kepadatan pendaki, yang sebenarnya bisa dicegah. Sementara yang lain mengeluhkan bahaya kepadatan di "zona kematian" di atas 8.000 m, yang udaranya tipis dan banyak pendaki harus mengenakan masker oksigen.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)