Setidaknya empat orang ditembak mati di kereta bawah tanah di Chicago (AS) pada pagi hari tanggal 2 September (waktu setempat). Para korban diyakini tunawisma, semuanya adalah penumpang kereta. Tersangka ditangkap sekitar satu setengah jam setelah penembakan.
Kantor berita CNN mengutip Wakil Kepala Polisi Forest Park, Chris Chin, yang mengatakan bahwa penembakan terjadi saat kereta sedang bergerak menuju Stasiun Forest Park. Dari keempat korban, tiga orang berada di satu gerbong dan yang keempat di gerbong lain. Tiga orang meninggal di tempat kejadian, sementara yang keempat dibawa ke Loyola University Medical Center di Maywood dan kemudian meninggal dunia.
Setelah penembakan, tersangka kemungkinan turun dari kereta di halte Harlem di Jalur Biru CTA, lalu naik Jalur Merah Muda, tempat ia ditahan polisi. Kepolisian Chicago mengembangkan deskripsi tersangka berdasarkan rekaman CCTV dan menangkapnya beserta sebuah senjata api. Jalur Biru CTA membentang sepanjang 42 kilometer antara Bandara Internasional O'Hare dan Forest Park, melewati puluhan permukiman dan pusat kota Chicago.
Dalam beberapa tahun terakhir, senjata api telah menjadi penyebab utama kematian bagi warga Amerika berusia 1-19 tahun, melampaui kecelakaan lalu lintas.
Menurut data dari Gun Violence Archive (GVA), sebuah organisasi nirlaba yang melacak penembakan, pada tahun 2024 saja, setidaknya 378 penembakan massal terjadi di seluruh Amerika Serikat. GVA mencatat setidaknya 11.463 orang tewas dalam kekerasan senjata. Rata-rata, terdapat 1,5 penembakan massal per hari di Amerika Serikat pada tahun 2024.
KEBAHAGIAAN
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/xa-sung-tren-tau-dien-ngam-o-chicago-my-it-nhat-4-nguoi-thiet-mang-post756939.html






Komentar (0)