Pencapaian ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir didukung oleh kebijakan makroekonomi pemerintah, menarik investasi asing, dan pembangunan berkelanjutan.
Perekonomian Indonesia akan tumbuh stabil di tahun-tahun mendatang (2025) berkat peningkatan belanja publik, investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil. (Sumber: Indonesia Expat) |
Bank Dunia (WB) mengomentari hal tersebut dalam laporan terbarunya berjudul Prospek Ekonomi Indonesia, edisi Juni 2024.
Bank Dunia menyatakan bahwa kerangka kebijakan makroekonomi yang hati-hati dan konsisten telah menjadi dasar keberhasilan kinerja ekonomi Indonesia, yang diakui pasar.
Suku bunga swap gagal bayar kredit dan spread indeks obligasi pasar berkembang JP-Morgan (EMBI) di Indonesia terus menurun sejak pandemi Covid-19 dan lebih rendah daripada beberapa negara sejenisnya, kata laporan itu.
Lembaga pemeringkat kredit tersebut juga mempertahankan peringkat investasi untuk kredit pemerintah , dengan prospek stabil, yang mengutip keberhasilan Indonesia dalam menghadapi guncangan eksternal, menarik investasi, dan mendukung pertumbuhan.
Penting untuk mempertahankan kebijakan ekonomi makro yang bijaksana, kredibel, dan transparan, sekaligus menciptakan ruang fiskal yang memungkinkan prioritas pengeluaran untuk perlindungan sosial serta investasi dalam sumber daya manusia dan infrastruktur, kata Carolyn Turk, Direktur Negara Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Tidak hanya itu, Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh berkelanjutan dengan tingkat yang stabil pada tahun-tahun mendatang (2025) berkat meningkatnya belanja publik, meningkatnya investasi bisnis, dan stabilnya permintaan konsumen.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan rata-rata 5,1% per tahun dari tahun 2024 hingga 2026, meskipun menghadapi tantangan yang semakin besar akibat turunnya harga komoditas, meningkatnya volatilitas harga pangan dan energi, serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 5,1% pada kuartal pertama tahun 2024 tetap tinggi dan melampaui tingkat pertumbuhan rata-rata negara berpenghasilan menengah.
Selain itu, konsumsi swasta menyumbang 57% pertumbuhan PDB, mencerminkan keyakinan konsumen yang didukung oleh inflasi non-pangan yang lebih rendah, kenaikan upah pegawai negeri sipil, dan kinerja layanan konsumen yang baik. Konsumsi publik juga diperkirakan akan pulih pada kuartal pertama tahun 2024, berkat pemilu dan belanja sosial, menurut Bapak Turk.
"Hal ini merupakan alasan positif bagi perekonomian Indonesia meskipun terjadi penurunan ekspor neto akibat melemahnya permintaan global dan turunnya harga komoditas," kata Bank Dunia.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/xuat-khau-rong-suy-giam-kinh-te-indonesia-van-gat-hai-thanh-tuu-nho-nhung-diem-sang-nao-276174.html
Komentar (0)