Berdasarkan ketentuan Pasal 626 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Tahun 2015, pewaris memiliki hak-hak berikut: Menunjuk ahli waris; mencabut hak waris; Mengalihkan sebagian harta warisan kepada setiap ahli waris; Menyisakan sebagian harta warisan untuk diwariskan atau disembah; Mengalihkan kewajiban kepada ahli waris; Menunjuk pengurus wasiat, pengurus harta warisan, atau pembagi harta warisan.
Penunjukan ahli waris dan pencabutan hak waris merupakan hak pewaris. Oleh karena itu, pewaris berhak untuk memberikan atau tidak memberikan warisan kepada anak-anaknya.
Namun menurut ketentuan Pasal 644 ayat (1) KUHPerdata Tahun 2015, orang-orang berikut ini tetap berhak memperoleh bagian warisan sebesar 2/3 dari bagian ahli waris yang sah apabila harta warisan itu dibagi menurut undang-undang, dalam hal mereka tidak diberi warisan oleh pewaris atau hanya diberi bagian warisan kurang dari 2/3 bagian tersebut: Anak yang belum dewasa, ayah, ibu, istri, suami; anak yang telah dewasa tetapi tidak mampu bekerja.
Berdasarkan ketentuan di atas, sebelum menetapkan hak waris berdasarkan wasiat seseorang, pejabat yang berwenang bertanggung jawab untuk memverifikasi ahli waris pewaris, guna menentukan ada atau tidaknya subjek yang berhak mewarisi harta warisan, terlepas dari wasiat tersebut. Pada saat itu, orang yang namanya tidak tercantum dalam wasiat akan menerima bagian warisan sebesar 2/3 dari bagian ahli waris sah jika ia termasuk dalam kasus-kasus berikut: Anak di bawah umur, ayah, ibu, istri, suami; anak dewasa yang tidak mampu bekerja.
Minh Hoa (t/h)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)