Capgemini Research baru-baru ini mensurvei 1.000 organisasi, 10% di antaranya berada di sektor telekomunikasi, untuk mencari tahu tentang AI generatif. Meskipun 69% eksekutif telekomunikasi percaya bahwa AI generatif akan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan, hanya 12% yang percaya bahwa AI generatif akan menjadi terobosan besar bagi industri. Pandangan ini berbeda dengan sektor manufaktur industri dan teknologi tinggi, di mana 48% dan 53% eksekutif percaya bahwa AI generatif adalah teknologi terhangat saat ini.
Banyak perusahaan telah menjajaki penerapan AI generatif. Di antara perusahaan telekomunikasi, 36% telah membentuk tim dan mengalokasikan anggaran, 47% menyatakan telah mulai menjajaki potensinya, dan 49% sedang menguji coba teknologi ini. Hanya 4% yang telah menerapkan AI generatif di beberapa fungsi.
36% operator sedang menguji coba aplikasi AI generatif dalam analitik pusat panggilan. Orange, misalnya, sedang menguji kemampuan untuk mentranskripsikan panggilan, meringkas respons pelanggan, dan menyarankan tindakan selanjutnya dengan Google Cloud. Aplikasi lainnya adalah pemulihan konten lama.
Teknologi informasi (TI) juga merupakan bidang yang menjanjikan untuk AI generatif, dengan 71% perusahaan telah atau berencana untuk menggunakannya. Aplikasinya meliputi pembuatan data sintetis, pengoptimalan penyediaan layanan TI, serta pembuatan dan penyelesaian tabel data secara otomatis.
Seorang eksekutif telekomunikasi yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa programmer internal ingin menggunakan AI generatif karena membantu mereka menulis perangkat lunak berkualitas lebih cepat. AI generatif dapat menulis kode berdasarkan perintah, menyelesaikan kode yang ditulis dengan buruk, dan menerjemahkan dari satu bahasa pemrograman ke bahasa pemrograman lainnya.
Perusahaan telekomunikasi memandang TI sebagai aplikasi yang paling menjanjikan, diikuti oleh penjualan, pemasaran, dan komunikasi. Beberapa operator juga lebih proaktif daripada yang lain. Laporan Capgemini mengutip KT sebagai contoh. Operator Korea ini telah mengembangkan model bahasa besar (LLM) miliknya sendiri untuk digunakan pada speaker pintar dan pusat panggilan layanan pelanggan. LLM KT menawarkan keterampilan percakapan tingkat lanjut dalam bahasa Korea, yang dapat digunakan untuk mengontrol TV, mendapatkan informasi lalu lintas secara real-time, dan menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga dengan perintah suara.
Menurut Capgemini, baik pengguna maupun pemimpin percaya bahwa AI generatif akan membantu mereka menjadi lebih produktif dengan membebaskan mereka dari tugas-tugas repetitif dan mengeksplorasi aspek-aspek lain dari pekerjaan mereka. Namun, pandangan lain adalah bahwa AI generatif akan menyebabkan lebih banyak kehilangan pekerjaan. Pada bulan Mei, Philip Jansen, CEO BT (UK), memperkirakan bahwa perusahaan tersebut dapat memberhentikan 10.000 karyawan, dari 130.000 karyawan saat ini, pada tahun 2030 karena AI. Di bidang di mana banyak perusahaan berlomba-lomba memangkas biaya seperti telekomunikasi, BT tidak terkecuali.
(Menurut Lightreading)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)