Informasi di atas diumumkan oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) pada tanggal 30 September. Perkiraan pertumbuhan PDB ADB kali ini meningkat sebesar 0,4% dibandingkan dengan tingkat yang diberikan oleh bank ini dua bulan lalu.
Menurut Bapak Nguyen Ba Hung, ekonom di ADB, proyeksi kenaikan ini didasarkan pada banyak faktor positif perekonomian di bulan-bulan pertama tahun ini. Khususnya, aktivitas ekspor dan investasi asing terus meningkat, meskipun ada dampak tarif AS. "Salah satu tanda positifnya adalah tarif pajak Vietnam tidak jauh lebih buruk daripada mitra dagangnya di kawasan, yang membantu meningkatkan keunggulan kompetitifnya," ujar Bapak Hung.
Sebelumnya, UOB Bank juga menaikkan proyeksi PDB Vietnam tahun ini menjadi 7,5%, naik 0,6% dari level sebelumnya. Sementara itu, Bank Dunia (WB) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun dapat mencapai 6,6%, berkat pertumbuhan yang kuat (7,5%) pada paruh pertama tahun ini.
Vietnam menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 8,3-8,5% tahun ini, menciptakan momentum untuk pertumbuhan dua digit pada periode berikutnya.
Pada akhir Agustus, nilai ekspor Vietnam meningkat 14,8%, mencapai sekitar 306 miliar dolar AS. AS merupakan pasar dengan pertumbuhan terkuat dibandingkan periode yang sama, yaitu 26,4%. Pasar utama lainnya juga mencatat pertumbuhan, misalnya, Tiongkok (9,2%), dan Jepang (9%).
Selain itu, arus masuk FDI ke Vietnam tetap kuat meskipun ada tarif, dengan pencairan meningkat 8,8% year-on-year menjadi $15,4 miliar. "Ini merupakan level tertinggi selama periode delapan bulan dalam lima tahun terakhir," ujar seorang perwakilan ADB. Ia menambahkan bahwa peningkatan investasi oleh perusahaan asing yang sudah ada mencerminkan keyakinan mereka terhadap pasar dan peluang di Vietnam.
Menganalisis lebih lanjut, para ahli ADB menyatakan bahwa kedua indeks komponen FDI (pencairan dan modal baru terdaftar) mengalami peningkatan dan penurunan dalam arah yang berlawanan. Meskipun investor asing melakukan pencairan yang kuat, modal baru terdaftar menurun sebesar 8,1%. Hal ini mencerminkan "keraguan" investor baru di tengah ketidakstabilan perdagangan global.
Selain itu, ADB memperkirakan pertumbuhan akan melambat di sisa bulan tahun ini, karena aktivitas ekspor mulai terdampak oleh pajak timbal balik baru yang berlaku sejak awal Agustus. Saat ini, tarif pajak AS yang diterapkan untuk Vietnam adalah 20%.
Selain itu, pertumbuhan ekspor yang kuat dalam delapan bulan pertama tahun ini sebagian besar bersifat sementara, karena para pelaku bisnis meningkatkan produksi untuk menghindari tarif baru AS. Hal ini menyebabkan output ekspor meningkat pesat dalam waktu singkat dan diperkirakan akan menurun pada bulan-bulan terakhir tahun ini.
Angka Indeks Manajer Pembelian (PMI) sebesar 50, level yang stagnan setelah pertumbuhan positif di bulan Juli, menunjukkan bahwa pesanan berjangka telah melambat di bulan Agustus. "Ini merupakan tanda bahwa pesanan kemungkinan tidak akan meningkat di periode mendatang," ujar Bapak Hung, seraya menambahkan bahwa perekonomian akan tetap tangguh pada tahun 2025-2026, berkat kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif.
Bapak Shantanu Chakraborty, Direktur Negara ADB untuk Vietnam, berkomentar bahwa koordinasi yang lebih baik antara implementasi kebijakan fiskal dan moneter yang efektif akan membantu menghindari tekanan berlebihan pada instrumen moneter, sehingga memastikan stabilitas makroekonomi dan keuangan.
Faktanya, pertumbuhan kredit dalam 8 bulan pertama tahun ini relatif tinggi, yaitu 18%, dibandingkan dengan target 16% untuk keseluruhan tahun. Menurut para ahli ADB, pertumbuhan kredit, selain menciptakan momentum pertumbuhan ekonomi, juga dapat menimbulkan risiko makroekonomi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan kredit jangka pendek seringkali tercermin dalam instrumen investasi seperti emas dan saham.
PV (sintesis)Sumber: https://baohaiphong.vn/adb-nang-du-bao-tang-truong-gdp-viet-nam-len-6-7-nam-nay-522198.html
Komentar (0)