Dokter Spesialis Ho Thanh Lich, Kepala Departemen Penyakit Dalam, Rumah Sakit Umum Internasional Nam Sai Gon, menjawab: Kebisingan berkepanjangan dengan intensitas tinggi (melebihi 85 dB) dari pekerjaan konstruksi, lalu lintas, atau aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan sakit kepala dengan merangsang sistem saraf, sehingga meningkatkan tingkat stres tubuh. Sakit kepala akibat kebisingan merupakan masalah kesehatan yang umum di kalangan masyarakat di kota-kota besar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar tingkat kebisingan tidak melebihi 55 dB pada siang hari dan 40 dB pada malam hari untuk menjaga kesehatan.
Dampak buruk kebisingan terhadap kesehatan
Paparan kebisingan yang berkepanjangan dapat memicu tiga jenis sakit kepala yang umum, termasuk sakit kepala tegang, migrain, dan sakit kepala cluster. Orang yang menderita sakit kepala ini sering kali memiliki gejala yang dapat dikenali seperti kelelahan, nyeri di leher dan wajah, serta sensitivitas terhadap cahaya dan kebisingan. Seiring waktu, gejala-gejala ini dapat meningkatkan iritabilitas dan mengurangi kemampuan pasien untuk berkonsentrasi.
- Sakit kepala tegang: Sering muncul dengan kontraksi tiba-tiba pada otot-otot di bagian belakang leher, terutama pada malam hari saat mulai tidur.
- Migrain: Nyeri terus-menerus pada satu sisi kepala, disertai gejala seperti mual, penglihatan kabur atau tinitus.
- Sakit kepala cluster: Ini adalah serangan nyeri hebat, sering kali di sekitar mata atau pada salah satu sisi pelipis, disertai gejala seperti nyeri mata, hidung tersumbat atau berair, berkeringat, dan mata berair.
Kebisingan yang berkepanjangan dapat menyebabkan 3 jenis sakit kepala
ILUSTRASI: AI
Meskipun sakit kepala akibat kebisingan tidak langsung berbahaya, jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berlangsung lama dan menyebabkan penyakit serius seperti sakit kepala kronis, kelemahan fisik, depresi, dan bahkan penyakit ginjal dan kardiovaskular.
Paparan kebisingan yang keras juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan merangsang tubuh memproduksi kortisol, yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga meningkatkan risiko stroke . Kebisingan juga dapat menyebabkan insomnia—faktor risiko tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.
Solusi pengurangan kebisingan dan perlindungan kesehatan
Dr. Lich menyarankan sejumlah tindakan yang dapat Anda ambil untuk melindungi kesehatan Anda dan meminimalkan efek berbahaya dari polusi suara.
Pelindung pendengaran: Jika Anda tinggal di daerah dengan kebisingan keras, gunakan headphone peredam bising, penyumbat telinga, atau pelindung pendengaran lainnya.
Tingkatkan ruang hidup: Pasang pintu kaca kedap suara, gunakan gorden tebal dua lapis, gorden khusus kedap suara, dll. untuk mengurangi kebisingan di dalam rumah. Menanam pohon di sekitar juga membantu menyerap suara dari lingkungan luar.
Sesuaikan gaya hidup Anda: Lakukan latihan pernapasan, meditasi, atau yoga untuk mengurangi stres. Perbanyak konsumsi sayuran hijau, batasi konsumsi tembakau, bir, dan alkohol, serta pertahankan rutinitas olahraga yang teratur untuk meningkatkan kesehatan Anda.
Obat-obatan: Pasien dapat menggunakan beberapa obat pereda nyeri yang mengandung bahan-bahan seperti parasetamol, aspirin, atau kafein. Di antara semua obat tersebut, parasetamol memiliki efek yang lebih cepat dan efektif. Namun, jangan menyalahgunakan obat ini dan konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya.
Jika gejala seperti sakit kepala dan insomnia berlanjut dan tidak membaik, segera periksakan ke dokter untuk pemeriksaan dan pengobatan tepat waktu.
Sumber: https://thanhnien.vn/alo-bac-si-nghe-o-gan-cong-truong-tieng-on-nhieu-co-hai-suc-khoe-khong-185250729145256048.htm
Komentar (0)