Kulit kering, jerawat, ruam, dan lingkaran hitam atau bengkak di pagi hari dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan.
Konsumsi alkohol berlebihan memengaruhi penampilan kulit dan menyebabkan masalah kulit lainnya. Berikut adalah tanda-tanda awal efek alkohol pada kulit sebelum menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh.
Kulit dehidrasi
Alkohol memiliki efek diuretik. Oleh karena itu, minum banyak alkohol atau bir dapat meningkatkan produksi urine, menyebabkan dehidrasi dan mengeringkan sel-sel kulit, yang mengakibatkan munculnya keriput. Contoh yang paling terlihat adalah keriput di sekitar mata (keriput kaki gagak).
Lingkaran hitam di bawah mata
Alkohol mengganggu ritme sirkadian dan kualitas tidur, menyebabkan peminumnya tidur lebih sedikit. Hal ini memengaruhi fase pemulihan selama tidur dan menyebabkan lingkaran hitam di bawah mata serta pembengkakan wajah di pagi hari.
Alkohol membuat kulit kering, kusam, dan lebih rentan terhadap kerutan. (Gambar: Freepik)
Psoriasis
Psoriasis adalah kondisi di mana sel-sel kulit menumpuk dan membentuk bercak-bercak kering dan gatal. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar secara teratur dapat memperburuk kondisi ini, terutama pada pria.
Memiliki banyak jerawat
Gula dalam minuman beralkohol mengaktifkan hormon IGF-1, menyebabkan kulit memproduksi lebih banyak minyak, sehingga meningkatkan risiko jerawat. Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan peradangan dan perubahan hormonal pada kulit, yang memperburuk jerawat dan rosacea.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa alkohol dapat meningkatkan risiko rosacea pada orang yang belum memiliki kondisi tersebut.
Ruam
Ruam merah dan gatal pada kulit dapat muncul saat mengonsumsi alkohol. Ruam tersebut dapat berlangsung selama beberapa menit atau beberapa hari. Terkadang, ruam ini merupakan gejala intoleransi alkohol atau akibat reaksi alergi terhadap salah satu komponen dalam alkohol. Mengompres dengan air dingin dan menggunakan antihistamin yang dijual bebas dapat membantu mengurangi kondisi ini.
Selulitis
Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan selulitis, yaitu jenis infeksi bakteri pada kulit yang umumnya menyerang bagian bawah kaki. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka atau goresan pada kulit dan menyebabkan area yang terinfeksi menjadi merah, bengkak, nyeri, dan terasa hangat saat disentuh.
Peningkatan risiko kanker kulit
Alkohol melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi pertahanan alami tubuh terhadap penyakit. Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa minum alkohol dapat memperburuk efek radiasi ultraviolet pada kulit, menyebabkan kerusakan yang lebih parah dari biasanya.
Selain meningkatkan risiko kanker hati, pankreas, dan payudara, alkohol juga meningkatkan risiko kanker kulit, termasuk karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal, dan melanoma.
Setiap orang sebaiknya minum banyak air setelah minum alkohol untuk mencegah dehidrasi. Mengonsumsi suplemen vitamin A, C, E, B1, B6, B2, B3, dan omega 3 membantu menjaga kesehatan kulit, rambut, dan kuku serta memperbaiki kerusakan kulit.
Para ahli merekomendasikan agar pria mengonsumsi alkohol maksimal dua unit per hari, dan wanita maksimal satu unit. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, satu unit alkohol setara dengan satu gelas anggur 100 ml (kandungan alkohol 13,5%), satu gelas bir 330 ml, atau satu sloki minuman keras 30 ml (kandungan alkohol 40%).
Huyen My (Menurut WebMD, Telegraph )
| Pembaca dapat mengirimkan pertanyaan dermatologis mereka di sini agar dijawab oleh dokter. |
Tautan sumber






Komentar (0)