Sistem permainan Man Utd yang tidak terpadu dan serangan eksplosif Man City akan menjadi faktor penentu dalam derby Manchester hari ini.
Sistem Manchester United yang tidak harmonis
Salah satu masalah terbesar Man Utd sejak awal musim adalah kurangnya kekompakan antar-posisi dalam tim. Pertahanan mencoba bertahan dalam, mungkin karena kurangnya kecepatan dan tidak berani maju, sementara lini serang mencoba menekan dan menutup pertahanan lawan. Dari situ, lini tengah Man Utd membuka banyak celah bagi lawan.
Masalah ini semakin parah di awal musim ketika tiga gelandang United seringkali terdiri dari kombinasi Christian Eriksen, Casemiro, dan Bruno Fernandes, tanpa adanya distributor. Kembalinya Kobbie Mainoo dari cedera telah membantu meningkatkan lini tengah United, tetapi kurangnya dukungan di sekitarnya membuat pemain berusia 18 tahun itu masih harus mencoba memecahkan masalahnya sendiri.
Pertahanan bertahan dalam, sementara pasangan gelandang bertahan bergerak maju untuk mendukung serangan, menciptakan ruang yang luas. Tangkapan layar
Kegagalan mengatasi masalah ini sepenuhnya merupakan kegagalan nyata bagi Ten Hag dan rekan-rekannya. Situasi akan semakin serius melawan Man City, klub dengan banyak bintang penyerang yang mampu bergerak di antara lini dan memanfaatkan ruang.
Ten Hag kemungkinan besar akan terus memainkan duo gelandang tengah Casemiro dan Mainoo. Idealnya, Casemiro akan bermain rendah dan menyapu, sementara Mainoo akan bermain lebih bebas dengan kemampuan bergerak fleksibel dan menghubungkan permainan. Sementara itu, Fernandes akan tetap bermain lebih tinggi untuk menunggu serangan balik. Namun, trio ini harus bermain sinkron dan meminimalkan celah, jika tidak, mereka akan dihukum oleh Man City.
Potensi eksplosif lini tengah Man City
Kelemahan Man Utd justru menjadi kekuatan Man City, mengingat pelatih Pep Guardiola memiliki pemain-pemain menyerang yang sangat piawai memanfaatkan ruang. Phil Foden, Bernardo Silva, atau Kevin De Bruyne semuanya sangat berbahaya saat menerima bola di sepertiga akhir lapangan untuk menciptakan perbedaan.
Dengan Rodri yang kokoh di posisi gelandang bertahan, dua gelandang tengah lainnya dapat bermain bebas, lebih maju ke depan untuk membangun serangan. Dengan penguasaan bola yang superior, Man City memiliki banyak peluang untuk mengoper bola ke area pertahanan lawan dan menemukan pemain seperti Foden dan De Bruyne di ruang kosong.
Persiapan melawan Brentford menunjukkan bahwa Man City memiliki banyak opsi untuk dikerahkan berkat para pemain yang bergerak fleksibel untuk menciptakan ruang. Tangkapan layar
Hal ini memaksa para pemain bertahan lawan untuk meninggalkan posisi mereka untuk berlindung, yang kemudian memberi Man City ruang di tempat lain untuk dieksploitasi.
Masalah yang akan dihadapi Man City bagi pertahanan Man Utd adalah apakah akan membiarkan bintang-bintang penyerang ini bebas membawa bola di ruang terbuka atau mendorong para pemain bertahan keluar dari posisinya untuk mencoba merebut bola. Kedua pilihan ini memiliki risiko yang signifikan.
Haaland
Erling Haaland memiliki fisik seperti target man dan kecepatan seperti striker yang ingin memanfaatkan ruang di belakang. Hal ini akan memaksa bek tengah United untuk bermain lebih dekat ke gawang Andre Onana, dengan Raphael Varane dan Harry Maguire yang kurang cepat sehingga mereka ingin membatasi ruang gerak pemain Norwegia itu semaksimal mungkin.
Kehadiran Haaland merupakan faktor lain yang harus dipertimbangkan Ten Hag ketika menghadapi ancaman posisional yang ditimbulkan oleh para gelandang City. Jika para pemain bertahan keluar untuk menjegal lini tengah City, Haaland akan memiliki lebih banyak ruang untuk menyerang. Jika mereka tetap bertahan, De Bruyne dan rekan-rekannya akan memiliki ruang untuk berputar dan menyerang area penalti.
Haaland melesat setelah Kristoffer Ajer terpeleset dan mencetak gol untuk membantu Man City mengalahkan Brentford 1-0 pada laga pekan ke-18 Liga Primer di Stadion Etihad, 20 Februari. Foto: Reuters
Pergerakan dan kecepatan Haaland saat melewati pertahanan bisa sangat berbahaya dan gaya permainan ini akan lebih berbahaya lagi melawan para bek Man Utd yang kurang memiliki kecepatan efektif.
Striker berusia 23 tahun ini juga sedang dalam performa terbaiknya dan mempersiapkan diri dengan baik untuk derbi Manchester ketika ia mencetak lima gol dalam kemenangan 6-2 atas Luton Town di putaran kelima Piala FA pada malam 27 Februari. Ini adalah kedua kalinya Haaland mencetak lima gol dalam satu pertandingan untuk Man City. Sebelumnya, ia mencetak lima gol dalam kemenangan 7-0 atas RB Leipzig di leg kedua babak 1/8 Liga Champions 2022-2023.
Hong Duy
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)