Itu bukan keberuntungan, itu disiplin seumur hidup.
Dokter mata Ira Eliasoph pensiun pada usia 92 tahun, setelah lebih dari 70 tahun praktik.
Di usianya yang ke-96, ia masih menjalani kehidupan mandiri: menyetir sendiri untuk bertemu teman-temannya, melukis, dan berpartisipasi dalam penelitian medis. Tangannya, yang telah melakukan ribuan operasi, masih kokoh dan tak tergoyahkan.
Ia dengan yakin menegaskan: "Saya tidak pensiun karena kesehatan saya. Saya masih bisa melakukan operasi secara normal."
Kesehatannya selama hampir seabad tidak berasal dari sesuatu yang supranatural, tetapi dari pola makan dan gaya hidup yang disiplin sejak masa kanak-kanak.

Dr. Ira Eliasoph di masa mudanya dan sekarang (Foto: Bussiness Insider).
Ayahnya, Dr. Benjamin Eliasoph, adalah orang pertama yang memperkenalkannya pada gaya hidup sehat, dengan pola makan rendah lemak dan preferensi terhadap sayuran.
Pola makannya sederhana: buncis, ubi jalar, kalkun, dan kornet cincang. Ia tidak sepenuhnya menghindari makanan manis, tetapi ia membatasi diri hanya dengan beberapa sendok es krim saja. Pembatasan kecil ini, yang dijalankan secara konsisten selama beberapa dekade, telah menjaganya tetap sehat dan mengendalikan faktor risiko kardiovaskularnya.
Selain makan, ia juga menganut filosofi hidup yang lembut dan bebas stres. Ia sering berkata kepada anak-cucunya: "Keadaan darurat yang sebenarnya adalah ketika rumah terbakar, sisanya bisa ditunda sampai besok." Gaya hidup ini membantunya tetap tenang, bahkan selama operasi yang paling menegangkan sekalipun.
Jaga banyak hubungan, pelihara hewan peliharaan
Kehidupan Dr. Ira Eliasoph merupakan perjalanan pembelajaran dan dedikasi yang berkelanjutan. Sejak awal sekolah musim panas, ia terbiasa dengan disiplin, olahraga, dan menghadapi tantangan.
Setelah mempelajari bedah umum, ia bergabung dengan Angkatan Laut AS dan bertugas sebagai penyelamat di atas kapal pengangkut. Ia kemudian menemukan hasrat sejatinya di bidang oftalmologi, tempat ia mengembangkan keterampilan dan kecintaannya pada teknik murni.
Ia telah memegang banyak posisi penting di bidangnya, seperti Kepala Bedah Okuloplastik di Rumah Sakit Bronx Veterans Affairs, Kepala Oftalmologi di Rumah Sakit Yahudi, dan profesor klinis di Mount Sinai.
Selain itu, ia merupakan penulis banyak karya penelitian yang masih dikutip hingga saat ini, dan juga merancang instrumen medis untuk operasi mata.
Kini, meski tinggal sendirian di rumah kecil, ia tidak kesepian. Setiap minggu, ia masih menelepon anak-anaknya, menjemput anak tiri istrinya untuk membawakan makanan, dan rutin berkendara ke pantai untuk bertemu teman-teman lama.
Kegembiraannya sehari-hari juga datang dari kucingnya, Bandit, yang diadopsinya setelah operasi pada tahun 2015. Ia dengan jenaka berbagi: "Dengan Bandit, saya tidak membutuhkan psikolog lagi."
Selain vitamin C, B12 dan asam folat, yang membantunya tetap tajam secara mental adalah hubungan keluarga, hubungan dengan teman-teman dan kecintaan terhadap kehidupan.
Bagi Dr. Ira Eliasoph, umur panjang bukan hanya tentang usia, tetapi bagaimana seseorang memilih untuk menjalani hidup setiap hari.
Sumber: https://dantri.com.vn/suc-khoe/bac-si-u100-tiet-lo-bi-quyet-song-tho-vua-de-vua-re-20250926101631098.htm
Komentar (0)