Bulan Mei ini, hanya empat bulan setelah ulang tahunnya yang ke-100, Bostinto memenangkan gelar juara dan sabuk juara di kompetisi binaraga National Gymnastics Association (NGA). Ia juga merupakan pendiri dan CEO NGA, sebuah asosiasi binaraga nirlaba.
"Saya tidak pernah berpikir untuk menjadi tua. Inilah yang saya lakukan hari ini, dan akan saya lakukan besok," ujar Bostinto kepada CNBC Make It .
Bostinto telah mengabdikan hidupnya untuk binaraga. Sebelum berusia 13 tahun, ia mulai berolahraga di taman. Dari sana, ia menjadi pesenam dan penyeimbang tangan. Pada usia 17 tahun, ia menjadi model.

Pada usia 100, Andrew Bostinto masih mempertahankan rutinitas kebugarannya (Foto: Atas kebaikan Francine Bostinto).
Ia memenangkan penghargaan "Old America" pada tahun 1977 di usia 52 tahun. Namun, dari semua prestasinya, yang paling ia banggakan adalah 29 tahun pengabdiannya di Angkatan Darat Amerika Serikat.
Saran terbaiknya bagi orang-orang yang ingin tetap sehat dan bugar selama mungkin sederhana saja.
"Yang terpenting adalah tahu apa yang ingin Anda capai. Berkomitmenlah pada tujuan itu. Berdisiplinlah. Jangan dengarkan orang-orang yang bilang Anda membuang-buang waktu. Jangan dengarkan suara-suara negatif," ujarnya.
Beginilah cara Bostinto membentuk hidupnya untuk menjalani hidup yang panjang dan sehat:
Diet
Saat berlatih untuk kompetisi, ia mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah karbohidrat, dua buah, dua salad, dan minum 15 gelas air sehari. Sekarang, ia tidak perlu makan sebanyak dulu, tetapi ia tetap fokus untuk mendapatkan cukup protein. Ia sering memilih telur orak-arik, yogurt, pasta, dan bakso.
"Saya tidak makan berlebihan. Saya mengontrol semua yang saya makan. Saya tidak ingin makan makanan berminyak. Saya juga tidak pernah merokok atau minum alkohol," kata Bostinto.
Latihan
Bahkan di usia 100 tahun, Bostinto masih berolahraga lima atau enam hari seminggu. "Secara fisik, saya dalam kondisi prima. Saya melakukan push-up di meja dapur, dan ketika pergi ke pusat kebugaran, saya melakukan enam atau tujuh latihan inti," ujarnya.
Ia mencoba untuk tetap menjalani sistem latihan yang sama dengan yang ia gunakan untuk binaraga sebelumnya, tetapi terkadang ia harus melakukan penyesuaian, seperti ketika ia sedang dalam masa pemulihan pasca terkena stroke atau ketika ia harus mengatasi masalah pada kakinya yang mengganggu akibat masa tugasnya di militer.
Namun, rutinitas latihannya cukup mengesankan untuk seseorang yang berusia 100 tahun.
"Saya melakukan push-up di palang sejajar, pull-up, tekuk lutut, dan angkat lutut. Saya bisa melakukan apa saja, di mana saja, kapan saja," ujarnya.
Sikap terhadap kehidupan
Bostinto tahu apa yang ia lakukan tidak normal untuk usianya, tetapi selama ia mencintai apa yang ia lakukan, ia akan terus melakukannya. Olahraga telah menjadi penuntunnya saat ia membutuhkannya.
"Ibu saya tidak pernah punya uang sepeser pun di sakunya. Saya tidak pernah punya hadiah Natal atau hadiah ulang tahun. Tidak pernah punya apa-apa. Saya sendirian," katanya.
Titik awal hidupnya mengingatkannya betapa jauh ia telah melangkah. Baginya, itulah yang memotivasinya untuk terus berkarya dan meraih kesuksesan. Baik dalam kebugaran maupun kehidupan, Bostinto mengatakan ia termotivasi oleh tujuan yang ingin ia capai untuk dirinya sendiri, bukan oleh pendapat atau penilaian orang lain.
"Saya tidak berlatih untuk orang lain. Saya berlatih untuk diri saya sendiri," tambah Bostinto.
Sumber: https://dantri.com.vn/suc-khoe/song-khoe-tram-tuoi-nho-ky-luat-bi-quyet-cua-van-dong-vien-the-hinh-my-20251015213958298.htm
Komentar (0)