Membuka diskusi, Bapak Phung Cong Suong, Pemimpin Redaksi surat kabar Tien Phong, mengatakan: Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1996 hingga 2012, tumbuh di lingkungan teknologi digital , di mana internet dan perangkat pintar berkembang pesat, serta banyak platform media sosial telah lahir. Generasi Z adalah kelompok orang yang cenderung mengonsumsi berita dengan cepat, menyukai konten kreatif dan menghibur, serta menghabiskan banyak waktu di platform seperti TikTok, Instagram Reels, Facebook Reels, dan YouTube Shorts.
Menurut Bapak Phung Cong Suong, Gen Z secara bertahap menjadi kekuatan dominan, mencakup 32% dari populasi. Diperkirakan pada tahun 2032, ini akan menjadi kelompok demografis terbesar yang perlu disasar oleh perusahaan dan organisasi, termasuk pers. "Kenyataannya, bukan karena anak muda tidak membaca surat kabar, melainkan karena mereka memiliki cara yang berbeda dan beragam dalam 'memuat' berita, sehingga menciptakan tantangan bagi semua lembaga pers. Pertanyaannya adalah bagaimana menarik dan mempertahankan mereka dalam jangka panjang," komentarnya.
Dalam forum tersebut, Bapak Ngo Viet Anh, Direktur Pusat Pengembangan Media Surat Kabar Nhan Dan, menyampaikan bahwa untuk menjangkau Gen Z secara efektif, pers perlu mempromosikan kekuatan teknologi dan pemikiran kreatif. Penggunaan platform digital menjadi tren yang tak terelakkan, terbukti dari kehadiran pers di kanal media sosial seperti Zalo, Facebook, dan TikTok. Sistem penghargaan pers nasional juga telah menambahkan kategori khusus untuk jurnalisme digital.
Menurutnya, untuk mengembangkan jurnalisme digital secara berkelanjutan, agensi pers tidak hanya perlu berinvestasi dalam teknologi, tetapi juga perlu terus berinovasi dalam konten dan penyajian. Kreativitas dianggap sebagai faktor vital dalam upaya memikat pembaca muda.
| Para pembicara berdiskusi dalam sesi diskusi "Menaklukkan Pembaca Gen Z: Mengurai Formula Kesuksesan". (Foto: Panitia Penyelenggara) |
Dari perspektif jurnalisme militer, Kolonel Nguyen Hong Hai, Wakil Pemimpin Redaksi Surat Kabar Tentara Rakyat, menekankan pentingnya mengembangkan produk media yang sesuai dengan karakteristik psikologis dan perilaku Gen Z, bahkan di lingkungan militer.
Kolonel Nguyen Hong Hai menekankan bahwa pers harus berubah secara drastis, baik dalam konten maupun penyajiannya. Jika tidak, pers akan kehilangan kelompok pembaca muda yang dinamis dan melek teknologi ini. Para jurnalis perlu mengidentifikasi Generasi Z tidak hanya sebagai target audiens, tetapi juga sebagai rekan dan mitra surat kabar di era digital.
Di bidang pertelevisian, Ibu Bui Thu Thuy, Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Hiburan (VTV3), Vietnam Television, mengatakan, "Meskipun Gen Z dikenal gemar menonton konten pendek, program berdurasi panjang dengan konten berkualitas tetap menarik bagi penonton muda. Mencontohkan program Road to Olympia, Ibu Thuy mengatakan bahwa faktor penentunya adalah investasi serius dalam konten dan penyelenggaraan acara."
“Setelah banyak pergantian personel dan kesuksesan, kami menyadari bahwa kami perlu memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada reporter dan editor muda, terutama Gen Z, agar mereka memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri dan menegaskan diri,” ujar Ibu Bui Thu Thuy.
Dari perspektif pelatihan jurnalisme, Dr. Ngo Bich Ngoc, Kepala Fakultas Komunikasi Multimedia, Universitas Swinburne Vietnam, berkomentar: Dalam konteks perkembangan media digital yang pesat, ruang redaksi perlu membentuk merek mereka berdasarkan nilai-nilai inti seperti semangat kebangsaan, keaslian, dan identitas unik. Faktor-faktor inilah yang mudah membangun simpati dan kepercayaan di kalangan Gen Z—generasi yang cenderung percaya dan bersedia mengonsumsi produk pers ketika mereka merasa terikat dengan nilai-nilai ruang redaksi. Oleh karena itu, membangun potret pembaca yang sistematis, disertai strategi komunikasi yang jelas, dianggap sebagai arahan penting untuk secara efektif menjangkau kelompok pembaca muda ini.
Ia juga mengusulkan beberapa arahan spesifik, seperti memprioritaskan produksi video pendek yang memenuhi kriteria cepat, ringkas, dan menyentuh emosi penonton. Di saat yang sama, agensi pers perlu berfokus pada pelatihan tim jurnalisme dan komunikasi yang ramah bagi Generasi Z, melalui integrasi keterampilan digital seperti penyuntingan video pendek, penulisan judul yang menarik, penceritaan berbasis data, perancangan konten multi-platform, dan penerapan teknologi AI dalam proses produksi konten.
| Mahasiswa jurnalistik mengajukan pertanyaan kepada pembicara pada sesi diskusi. (Foto: Panitia Pelaksana) |
Sesi diskusi mencatat partisipasi langsung banyak anak muda dari generasi Gen Z, berbagi kebiasaan penerimaan informasi dan ekspektasi mereka terhadap pers dalam konteks media digital. Suasana dialog yang terbuka berkontribusi dalam menghadirkan banyak perspektif baru, membuka arah dalam upaya menarik dan mendampingi generasi pembaca muda—kekuatan yang berkontribusi dalam membentuk masa depan jurnalisme.
Sumber: https://thoidai.com.vn/bao-chi-tim-loi-giai-de-chinh-phuc-doc-gia-gen-z-214332.html






Komentar (0)