
Undang-Undang Pajak Penghasilan Pribadi yang telah diamandemen, berlaku efektif mulai 1 Januari 2026, secara signifikan memperluas jenis pendapatan yang dikecualikan dari pajak. Beberapa jenis pendapatan yang dikecualikan dari pajak meliputi pengalihan properti berupa satu unit hunian atau lahan; warisan dan hibah properti; dan nilai hak penggunaan lahan yang diberikan oleh Negara. Pendapatan dari pertanian , garam, hasil laut, dan pengolahan awal kehutanan, bersama dengan bunga obligasi pemerintah, deposito bank, kiriman uang, pensiun, dan beasiswa, akan tetap dikecualikan dari pajak.
Perubahan besar terletak pada bidang usaha rumah tangga dan perorangan. Undang-undang tersebut menetapkan bahwa rumah tangga dengan pendapatan tahunan 500 juta VND atau kurang dibebaskan dari pajak penghasilan pribadi. Undang-undang ini juga memungkinkan pengurangan jumlah tersebut sebelum menghitung pajak berdasarkan persentase pendapatan. Dengan peraturan ini, sebagian besar rumah tangga skala kecil tidak perlu membayar pajak. Bagi kelompok usaha yang dikenai pajak, kewajiban pajak mereka juga akan berkurang secara signifikan.
Untuk pendapatan antara 500 juta VND dan 3 miliar VND per tahun, tarif pajak yang berlaku adalah 15%; untuk pendapatan antara 3 miliar VND dan 50 miliar VND per tahun, tarif pajaknya adalah 17%; dan untuk pendapatan yang melebihi 50 miliar VND per tahun, tarifnya adalah 20%. Undang-undang ini juga menambahkan metode perhitungan pajak penghasilan (pendapatan dikurangi pengeluaran) untuk kelompok usaha dengan pendapatan antara 500 juta VND dan 3 miliar VND per tahun, memberikan fleksibilitas bagi wajib pajak.
Bapak Le Van Tuan, Direktur Keytas Tax Accounting Co., Ltd., meyakini bahwa tarif pajak baru ini menjamin keadilan relatif dengan pajak yang diterapkan pada jenis pendapatan lainnya. Beliau juga menekankan perlunya membedakan secara jelas antara PPN dan pajak penghasilan pribadi: "PPN adalah jumlah yang dikumpulkan oleh rumah tangga bisnis atas nama Negara, sedangkan pajak penghasilan pribadi hanya timbul ketika ada keuntungan."
Bapak Tuan memberikan contoh: Sebuah rumah tangga dengan pendapatan tahunan sebesar 1 miliar VND, jika pengeluaran juga sebesar 1 miliar VND, tidak akan menghasilkan pendapatan kena pajak untuk keperluan pajak penghasilan pribadi, tetapi tetap harus membayar PPN sebesar 10 juta VND (1% dari pendapatan). Dengan peraturan baru, rumah tangga tersebut diperbolehkan melakukan pengurangan sebesar 500 juta VND sebelum menghitung pajak. Pendapatan kena pajak yang tersisa adalah 500 juta VND. Dengan menerapkan tarif pajak 1,5% pada kelompok pendapatan ini, pajak yang harus dibayar hanya sebesar 7,5 juta VND per tahun.
Menurut Bapak Tuan, desain ini mengurangi kesenjangan antara rumah tangga berpenghasilan rendah dan rumah tangga tanpa penghasilan, sekaligus menghindari terciptanya beban baru.
Sementara itu, Dr. Nguyen Ngoc Tu, seorang dosen di Universitas Bisnis dan Teknologi Hanoi, mencatat bahwa menaikkan ambang batas pembebasan pajak akan berarti bahwa sekitar 2,3 juta rumah tangga dari lebih dari 2,54 juta rumah tangga bisnis tidak perlu membayar pajak. Ia menyarankan agar Kementerian Keuangan "dengan cermat meneliti struktur pendapatan aktual untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya meningkatkan sumber pendapatan tetapi juga menjaga keadilan."
Sumber: https://baoquangninh.vn/huong-loi-tu-thue-suat-giam-3388398.html






Komentar (0)