Pada 10 September, Hamas menolak tuduhan AS bahwa gerakan tersebut merupakan hambatan utama tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza, dan menyebutnya sebagai “bias” yang memihak posisi Israel.
Pemimpin politik senior Hamas Izzat al-Rishq. (Sumber: INN) |
Pada konferensi pers di Gedung Putih pada tanggal 9 September, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa Hamas telah mengajukan tuntutan baru dalam negosiasi, sehingga semakin sulit untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Pemimpin politik senior Hamas Izzat al-Rishq mengeluarkan siaran pers yang menegaskan bahwa komentar Kirby "tidak berdasar," lapor kantor berita Xinhua .
Menurut pejabat gerakan Islam tersebut, pemerintah AS yakin bahwa "menyalahkan Hamas lebih murah mengingat pemilu di negara tersebut," dan menambahkan: " Dunia tahu bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu-lah yang menetapkan syarat dan tuntutan baru, bukan kami."
Ini adalah perkembangan terkini di tengah terhentinya perundingan yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan AS untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.
Meskipun ada keberatan dari Mesir dan Hamas, Perdana Menteri Netanyahu telah mempertahankan pasukan Israel di Koridor Philadelphia, zona penyangga selebar 100 meter dan panjang 14 kilometer di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza yang telah dikendalikan oleh militer Israel sejak Mei.
Sementara itu, pada hari yang sama, 10 September, kantor berita Reuters mengutip Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant yang mengatakan bahwa tentara negara itu akan menyelesaikan misinya di Gaza dan mengalihkan fokusnya ke perbatasan utara, tempat bentrokan harian dengan Hizbullah terjadi.
"Sementara kita mengupayakan kesepakatan, saya telah memerintahkan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) untuk bersiap menghadapi semua skenario, termasuk mengalihkan fokusnya ke wilayah utara," tambah Gallant.
Pejabat itu menekankan komitmen untuk "mengubah situasi keamanan di garis depan utara dan memulangkan warga Israel dengan selamat."
Israel sebelumnya telah menegaskan prioritasnya dalam menyelesaikan konflik dengan kesepakatan yang akan mendorong pasukan Hizbullah mundur dari perbatasannya.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/xung-dot-o-gaza-bi-do-loi-hamas-noi-gian-noi-my-thien-vi-israel-tuyen-bo-sap-xong-viec-285783.html
Komentar (0)