Dalam banyak drama sejarah Tiongkok, kehidupan para pangeran Dinasti Qing dikagumi banyak orang. Karena sebagai putra kaisar, sang pangeran memiliki status bangsawan dan dapat menikmati kehidupan mewah nan agung.
Namun, pada kenyataannya, kehidupan para pangeran Dinasti Qing tidak seindah di film-film. Menurut para peneliti, meskipun mereka semua adalah putra raja, status dan kedudukan setiap pangeran sangat bergantung pada ibu mereka.
Khususnya, jika pangeran lahir dari seorang ratu, ia akan diberi gelar Putra Mahkota. Pada saat itu, Putra Mahkota akan memiliki status dan kekuasaan tertinggi di antara para pangeran.
Ratu biasanya berasal dari keluarga bangsawan. Oleh karena itu, pangeran yang lahir dari ratu juga menerima dukungan besar dari keluarga ibunya. Hal ini dapat sangat membantu dalam mewarisi takhta dari ayahnya.
Kecuali permaisuri, selir di harem kaisar dibagi menjadi 7 tingkatan, dari atas ke bawah: Selir Mulia Kekaisaran, Selir Mulia, Selir, Selir, Wanita Mulia, Selir Tetap, dan terakhir Dap Dung. Oleh karena itu, pangeran yang ibu kandungnya adalah Dap Dung akan memiliki status terendah dalam keluarga kerajaan.
Selanjutnya, status para pangeran bergantung pada keputusan kaisar. Oleh karena itu, meskipun beberapa pangeran memiliki ibu dari keluarga biasa, tidak terlalu terkemuka, tetapi dicintai oleh kaisar, mereka dapat dianugerahi gelar-gelar tinggi.
Buktinya, pada masa pemerintahan Kaisar Qianlong, ibu kandung pangeran kelima Yongqi adalah Selir Kekaisaran Yu (awalnya bernama Changzai). Berkat kasih sayang ayahnya, pangeran kelima Yongqi dianugerahi gelar Pangeran sejak dini.
Sementara itu, pangeran kedua belas Yongji lahir dari Permaisuri Ke tetapi tidak dicintai oleh Kaisar Qianlong.
Oleh karena itu, ketika ia meninggal, Pangeran Kedua Belas tidak diberi gelar apa pun oleh ayahnya. Foto dalam artikel ini hanya untuk ilustrasi.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/bi-mat-cuoc-song-it-biet-cua-hoang-tu-nha-thanh-post1547135.html
Komentar (0)