Kementerian Keuangan baru saja mengeluarkan dokumen tanggapan kepada delegasi Majelis Nasional Le Tat Hieu (delegasi Vinh Phuc ) tentang situasi pembelian dan penjualan faktur senilai ribuan miliar dong.
Menurut delegasi Le Tat Hieu, situasi jual beli faktur saat ini dapat dikatakan menjadi masalah bagi para pelaku bisnis. Khususnya, pihak berwenang telah menemukan kasus jual beli faktur senilai ribuan miliar dong.
Oleh karena itu, Tn. Hieu meminta Menteri Keuangan Ho Duc Phoc untuk menginformasikan penyebab situasi di atas dan solusi untuk mencegahnya.
Menurut Kementerian Keuangan, masih terdapat praktik sejumlah lembaga, badan usaha, dan perorangan yang membeli faktur-faktur ilegal dengan tujuan melegalkan biaya pembelian barang dan jasa yang beredar di pasaran serta melakukan pemotongan pajak dengan tujuan penggelapan pajak dan pengambilan kembali dana pajak dari anggaran negara.
Oleh karena itu, banyak pelaku usaha yang mendirikan perusahaan bukan untuk tujuan produksi dan kegiatan bisnis, melainkan hanya untuk membeli dan menjual faktur serta memperoleh keuntungan ilegal. Pelaku usaha ini menggunakan kartu kredit, kartu identitas warga negara, kartu identitas orang yang tidak tahu apa-apa, kartu hilang, atau kartu identitas pribadi untuk mendirikan usaha yang beroperasi dalam jangka waktu singkat.
Bersamaan dengan itu, dengan memanfaatkan fleksibilitas hukum dalam mendirikan badan usaha, perorangan dapat mendaftar untuk mendirikan badan usaha secara elektronik, sementara lembaga pengelola negara sedang dalam proses membangun koneksi dan menyinkronkan data pada basis data kependudukan nasional ( Kementerian Keamanan Publik ) untuk mengontrol dan memverifikasi keakuratan, kejujuran, dan legalitas dokumen terkait.
Saat ini belum ada peraturan perundang-undangan dan solusi teknologi yang dapat memastikan keaslian identitas perwakilan hukum. Badan usaha tidak memiliki peraturan yang ketat terkait identifikasi pribadi dan verifikasi identitas.
Kementerian Keuangan berpendapat bahwa sangat sulit bagi instansi untuk mendeteksi perusahaan yang didirikan bukan untuk tujuan kegiatan produksi dan bisnis.
Menghadapi situasi ini, Direktorat Jenderal Pajak telah berupaya meninjau bisnis-bisnis yang menunjukkan tanda-tanda risiko dalam penggunaan faktur untuk pemrosesan dan penyerahan berkas ke kepolisian untuk diproses sesuai ketentuan hukum. Hingga saat ini, banyak bisnis yang membeli dan menjual faktur secara ilegal telah dituntut secara pidana.
Menurut Kementerian Keuangan, setelah pemberian izin usaha, tidak ada ketentuan khusus mengenai pemeriksaan pasca-pendaftaran terhadap syarat-syarat usaha yang didaftarkan seperti permodalan, sarana, aktiva tetap, tenaga kerja, dan bidang usaha untuk memastikan kebenarannya sebagaimana bentuk usaha yang didaftarkan pada saat pengajuan permohonan izin usaha.
"Oleh karena itu, sangat sulit bagi otoritas pada umumnya dan otoritas pajak pada khususnya untuk mendeteksi perusahaan yang didirikan bukan untuk tujuan kegiatan produksi dan bisnis," ungkap Kementerian Keuangan.
Terkait solusi pencegahan penggunaan faktur ilegal untuk penipuan pajak dan penyalahgunaan anggaran negara, Kementerian Keuangan menyatakan bahwa sektor pajak sedang membangun Pusat Basis Data Faktur Elektronik (Electronic Invoice Database Center) untuk mengelola data faktur elektronik, menganalisis risiko untuk menerapkan langkah-langkah manajemen yang tepat; menerapkan teknologi analisis data besar (Big Data); awalnya menerapkan kecerdasan buatan (AI) untuk analisis risiko dan manajemen faktur, serta secara proaktif mencegah penipuan dan pemalsuan faktur. Selain itu, Kementerian Keuangan juga terus meningkatkan kebijakan hukum terkait faktur.
Kementerian Keuangan juga telah menginstruksikan satuan kerja untuk memperkuat pemeriksaan, pengujian, dan pengawasan terhadap penerbitan dan penggunaan faktur elektronik, berkoordinasi dengan instansi kepolisian, kementerian/lembaga terkait, dan instansi terkait untuk segera menindak pelanggaran hukum dan menindak tegas sesuai ketentuan perundang-undangan.
Pada saat yang sama, Kementerian Perencanaan dan Investasi direkomendasikan untuk mengubah dan melengkapi Peraturan Menteri tentang Pendaftaran Usaha dan Undang-Undang tentang Badan Usaha dengan arahan bahwa perwakilan hukum wajib terautentikasi dalam basis data kependudukan nasional. Jika terjadi pelanggaran pajak atau perwakilan badan usaha telah meninggalkan alamat usaha, sertifikat pendirian baru tidak akan diterbitkan untuk sementara waktu; peraturan pasca-pemeriksaan perlu ditambahkan .
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)