Pada pagi hari tanggal 14 November, Majelis Nasional membahas di aula rancangan Undang-Undang tentang Konstruksi (perubahan).
Menerima dan menjelaskan pada diskusi tersebut, Menteri Konstruksi Tran Hong Minh menegaskan bahwa pendapat yang dikemukakan para delegasi adalah valid, dilihat dari banyak perspektif dan berasal dari praktik, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kelembagaan di sektor konstruksi, memastikan proses pengorganisasian dan penerapan hukum yang serius dan ketat.
Terkait perizinan konstruksi dan manajemen pesanan konstruksi, menurut Menteri, realitas saat ini masih belum memadai. Dalam pelaksanaan tahapan perencanaan, penilaian proyek, dan desain teknis, badan pengelola telah sepenuhnya mengendalikan persyaratan skala, tujuan investasi, struktur, dan keselamatan kebakaran. Namun, sebelum pelaksanaan, masyarakat dan pelaku usaha masih harus mengajukan perizinan, yang mana hal ini tidak masuk akal.
Untuk mengatasi hal tersebut, RUU tersebut telah mengubah dan menambah ketentuan untuk hanya memberikan izin bagi bangunan di luar lingkup rencana atau dengan skala lebih dari 7 lantai.
Proyek khusus masih memerlukan konsultasi desain, tetapi prosedurnya disederhanakan dan tidak memerlukan dokumen yang rumit atau rumit. Waktu pelaksanaan pun dipersingkat dari 30 hari menjadi 7-10 hari, tetapi keselamatan tetap harus terjamin sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2021 tentang Keselamatan Struktur, Arsitektur, Pencegahan Kebakaran, Listrik, dan Air.
Mengenai model dewan manajemen proyek, Menteri Tran Hong Minh mengatakan bahwa saat ini terdapat banyak jenis dewan manajemen dari tingkat pusat hingga daerah, yang menyebabkan penyebaran sumber daya. Rancangan Undang-Undang hanya mempertahankan dua jenis dewan manajemen: dewan manajemen profesional di tingkat kementerian/industri/provinsi dan dewan manajemen proyek di tingkat kabupaten/kota. Dalam hal ini, kabupaten/kota dapat membentuk dewan manajemen sendiri atau menyewa konsultan jika kapasitasnya terbatas, dan biayanya diambil dari biaya manajemen proyek.
Terkait manajemen mutu konstruksi, menurut Menteri, selama ini telah dilaksanakan secara bertahap mulai dari penerimaan setiap pekerjaan, per item, penerimaan peralihan tahapan, penyelesaian tahapan, penerimaan siap pakai, saat masa garansi berakhir, hingga penerimaan peralatan.
"Peraturan ini telah dituangkan secara jelas dalam prosedur penerimaan dan keputusan serta surat edaran industri konstruksi. Selama beberapa tahun terakhir, penerapannya telah dilakukan dengan sangat ketat," ujar Menteri.
Terkait sejumlah insiden terkait mutu konstruksi seperti kasus Jembatan Sungai Lo yang saat ini tengah diselidiki pihak berwenang untuk mengetahui penyebabnya, Menteri Tran Hong Minh menegaskan, secara hukum, ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini sudah lengkap dan pelaksanaannya dilakukan oleh investor, konsultan, pengawas.

Menteri Konstruksi Tran Hong Minh berbicara dan mengklarifikasi pendapat para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai Rancangan Undang-Undang Konstruksi (amandemen). Foto: Media Dewan Perwakilan Rakyat.
Terkait pendapat beberapa delegasi terkait material konstruksi, Menteri menyampaikan bahwa dunia konstruksi telah memiliki standar dan regulasi penggunaan material yang memenuhi syarat kawasan perkotaan hijau, bersih, dan cerdas, sehingga disarankan dalam pelaksanaan proyek perlu dilakukan penelitian dan penerapan agar tetap memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Sejalan dengan itu, Menteri menyampaikan perlunya penghapusan sertifikat praktik konstruksi dan sertifikat kemampuan usaha pada semua tingkatan untuk menghindari mekanisme negatif minta-minta bagi organisasi penerbit sertifikat.

Para delegasi menghadiri rapat pagi pada 14 November, sesi ke-10 Majelis Nasional ke-15. Foto: Media Majelis Nasional.
"Kapasitas suatu badan usaha telah dipastikan pada saat mengikuti lelang dan penunjukan kontraktor, termasuk persyaratan kapasitas, mesin dan peralatan, kualifikasi staf, kapasitas keuangan, dan sebagainya. Oleh karena itu, peraturan tentang sertifikat kapasitas badan usaha tidak diperlukan," tegas Menteri.
Terkait tanggung jawab badan usaha dalam kegiatan konstruksi, Menteri Tran Hong Minh menekankan bahwa RUU tersebut secara jelas menyatakan bahwa investor dan konsultan harus bertanggung jawab penuh terhadap kualitas proyek, sehingga menghilangkan praktik "kontrak hanya sebagai acuan" seperti sebelumnya, sehingga dapat mengurangi kesalahan dan risiko selama pelaksanaan.
Sumber: https://laodong.vn/thoi-su/bo-truong-tran-hong-minh-bo-chung-chi-hanh-nghe-xay-dung-de-tranh-co-che-xin-cho-1608957.ldo






Komentar (0)