Pada malam tanggal 3 Juni, Wakil Menteri Kesehatan Nguyen Thi Lien Huong menjawab pada konferensi pers Pemerintah tentang langkah-langkah untuk menghilangkan kesulitan di bidang peralatan medis dan kekurangan obat-obatan, terutama obat-obatan langka.
Terkait masalah peralatan, Wakil Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan telah berkonsultasi dan mengajukan kepada Pemerintah untuk menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 07 Tahun 2023 yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 98 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Alat Kesehatan. Peraturan ini mencakup sejumlah solusi untuk menjamin ketersediaan pasokan terkait impor alat kesehatan. Hingga saat ini, kelangkaan alat kesehatan terkait prosedur impor pada dasarnya telah teratasi.
Khusus mengenai izin impor, Kementerian telah memperpanjang masa berlaku izin impor alat kesehatan sebanyak 12.500 lebih hingga 31 Desember 2024.
Terkait penerbitan nomor edar alat kesehatan, sampai dengan saat ini telah diterbitkan alat kesehatan tipe A sebanyak 27.847 lembar, alat kesehatan tipe B sebanyak 14.508 lembar, dan alat kesehatan tipe C dan D sebanyak 1.673 lembar.
Terkait masalah kelangkaan obat, terutama obat langka, Ibu Huong menyampaikan bahwa kelangkaan pasokan obat hanya terjadi pada beberapa obat khusus dan obat langka akibat kesulitan pasokan, serta ketidakmampuan menentukan permintaan akibat penyakit langka serta waktu dan jumlah yang tidak dapat diprediksi.
Misalnya, penawar racun, antibisa (BAT), dan serum antibisa ular. Selain itu, dampak pandemi Covid-19 dan perang di Eropa telah menyebabkan gangguan pada rantai pasokan global untuk beberapa obat seperti Albumin dan Globulin (obat-obatan ini langka di hampir setiap negara).
Untuk menjamin ketersediaan obat, Kementerian Kesehatan telah melaporkan kepada Pemerintah untuk menyampaikan Resolusi Majelis Nasional No. 80/2023, yang memperbolehkan obat yang memenuhi syarat untuk diperpanjang masa berlaku edarnya hingga akhir tahun 2024.
Sehubungan dengan hal tersebut, sejak awal tahun 2023 hingga saat ini, Kementerian Kesehatan telah mengumumkan 4 batch dengan jumlah total 10.572 obat (8.204 obat dalam negeri, 2.143 obat luar negeri, 225 vaksin, produk biologi) untuk tetap menggunakan surat tanda registrasi edar hingga tanggal 31 Desember 2024.
Pada dasarnya memastikan pasokan obat di pasaran
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah melisensikan hampir 3.000 obat yang tidak memiliki nomor registrasi sesuai ketentuan Undang-Undang Farmasi, yang berlaku selama 3-5 tahun. Dengan nomor yang baru diterbitkan ini, saat ini terdapat sekitar 22.000 nomor registrasi obat dengan visa edar yang mengandung sekitar 800 bahan aktif dari berbagai jenis.
“Oleh karena itu, pasokan obat di pasaran pada dasarnya terjamin,” tegas Wamenkes.
Terkait solusi di waktu mendatang, Ibu Huong menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi erat dengan Kementerian Perencanaan dan Investasi untuk meninjau dan mengusulkan perubahan terhadap sejumlah konten yang termasuk dalam rancangan Undang-Undang Pengadaan yang direvisi kali ini guna menghilangkan kesulitan dalam pengadaan.
Selain itu, untuk obat-obatan yang sangat langka dan obat-obatan yang persediaannya terbatas, Kementerian Kesehatan telah melaporkan dan mengusulkan kepada Pemerintah dan Pemerintah telah sepakat untuk menyusun mekanisme untuk menjamin ketersediaan obat-obatan langka dan obat-obatan yang persediaannya terbatas.
"Kementerian Kesehatan telah segera melaksanakan rencana untuk mendirikan 3-6 pusat penyimpanan obat langka dan obat dengan persediaan terbatas. Ini juga akan menjadi solusi mendasar untuk memastikan ketersediaan obat-obatan yang sangat langka untuk digunakan dalam situasi darurat," tegas Ibu Huong.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)