Apakah kelelahan dan stres adalah hal yang sama?
Kelelahan kerja atau sindrom kelelahan kerja, yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai "fenomena kerja", disebabkan oleh ketidakmampuan mengelola stres kronis di tempat kerja secara efektif. Pasien sering kali memiliki 3 tanda khas:
- Merasa kehabisan energi atau lelah.
- Menjadi pesimis, menyendiri, dan sinis terhadap pekerjaan.
- Efisiensi kerja berkurang.
Dokter Spesialis Duong Thi Hong Nhung, Kepala Departemen Neurologi - Stroke, Rumah Sakit Gia An 115, mengatakan bahwa orang yang mengalami burnout seringkali merasa kelelahan, kehilangan minat, atau meragukan nilai pekerjaan mereka. Mereka cenderung menarik diri dari pekerjaan yang mereka jalani, bahkan mengurangi interaksi sosial. Perlu diketahui, burnout tidak mudah diatasi dalam waktu singkat, dan mungkin memerlukan intervensi yang lebih intensif seperti terapi psikologis, konseling karier, atau perawatan medis.
Sementara itu, stres adalah respons alami tubuh terhadap tantangan atau tekanan, yang bisa bersifat sementara dan bahkan positif (disebut eustres), yang membantu meningkatkan motivasi dan kinerja. Orang yang stres sering menunjukkan tanda-tanda kecemasan, kesulitan tidur, tetapi tetap memiliki motivasi untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan kerja. Namun, jika stres berkepanjangan dan tidak terkendali, hal itu dapat menyebabkan kelelahan (burnout).
"Pengenalan dini terhadap gangguan kelelahan dan kecemasan sangatlah penting. Penanganan yang tepat waktu akan membantu mencegah komplikasi serius seperti depresi atau gangguan neurologis dan kardiovaskular," tegas Dr. Hong Nhung.
Pengenalan dini terhadap gangguan kelelahan dan kecemasan sangatlah penting.
Ilustrasi: AI
Perawatan apa yang mengatasi kelelahan?
Dr. Bui Pham Minh Man, dari Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi, Kota Ho Chi Minh, Kampus 3, mengatakan bahwa pengobatan modern berfokus pada manajemen stres, penyesuaian gaya hidup, dan terapi psikologis untuk kasus-kasus kelelahan. Terapi perilaku kognitif (CBT) juga membantu pasien mengubah cara mereka memandang dan bereaksi terhadap tekanan.
Selain itu, setidaknya 150 menit aktivitas fisik per minggu dan teknik meditasi terpandu atau mindfulness telah terbukti mengurangi aktivasi sistem saraf simpatik dan meningkatkan kualitas tidur.
Pengobatan tradisional bertujuan untuk mengatasi kekurangan, mengatur Qi, menenangkan pikiran, memperkuat limpa, menyehatkan jantung, dan mengatur Yin dan Yang. Akupunktur, olahraga ringan, relaksasi, pernapasan 4 jam, pijat kepala dan leher, dll. juga mendukung proses pemulihan, membantu mengatur sistem saraf, meningkatkan sirkulasi darah otak, dan menstabilkan emosi.
Namun, Dr. Minh Man mencatat bahwa perawatan atau praktik terapi apa pun harus di bawah saran dan pengawasan seorang spesialis.
"Kelelahan bukan sekadar kelelahan sementara, melainkan kondisi medis kompleks yang membutuhkan pendekatan komprehensif. Kombinasi pengobatan modern dan tradisional akan memberikan hasil yang lebih komprehensif, membantu meredakan gejala dengan cepat, sekaligus memperkuat kesehatan jangka panjang dan mencegah kekambuhan," ujar Dr. Minh Man.
Sumber: https://thanhnien.vn/burnout-hoi-chung-kiet-suc-nghe-nghiep-khac-voi-stress-the-nao-dieu-tri-ra-sao-185250820194525002.htm
Komentar (0)