Mengenai peraturan tentang pengawasan kegiatan usaha perasuransian melalui bank, delegasi Ha Sy Huan ( Thai Nguyen ) mengutip Surat Edaran 34/2024 Bank Negara yang menetapkan bahwa bank umum dan cabang bank asing melaksanakan kegiatan keagenan asuransi sesuai dengan Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian dan dokumen panduannya.
Namun, menurut Deputi Huan, terdapat situasi "pemaksaan" nasabah untuk membeli asuransi saat meminjam modal. Oleh karena itu, beliau merekomendasikan agar kegiatan usaha asuransi melalui bank ditempatkan dalam kerangka hukum yang ketat, dengan pengawasan dan sanksi yang tegas, untuk melindungi hak dan kepentingan sah peserta asuransi. "Harus ada regulasi yang transparan antara kegiatan konsultasi asuransi dan pemberian pinjaman serta mobilisasi modal bank, yang secara tegas melarang tindakan pemaksaan nasabah untuk membeli asuransi saat meminjam modal. Pada saat yang sama, tingkatkan sanksi terhadap bank dan badan usaha yang melanggar," usul Deputi Huan.
Menjelaskan dan mengklarifikasi masalah yang diangkat oleh Delegasi Majelis Nasional, Menteri Keuangan Nguyen Van Thang mengakui bahwa baru-baru ini ada situasi di mana karyawan bank menyebabkan kebingungan antara produk asuransi dan produk serta layanan perbankan.

Delegasi Majelis Nasional, Ha Sy Huan, mengusulkan penguatan sanksi terhadap bank dan bisnis yang "memaksa" nasabah membeli asuransi saat meminjam uang. Foto: Pham Thang
Menurut Menteri Keuangan, Undang-Undang Lembaga Perkreditan dengan tegas menyatakan: Lembaga perkreditan, kantor cabang luar negeri, pengurus, pegawai, petugas kredit, dan kantor cabang bank luar negeri dilarang mengaitkan penjualan produk asuransi non-wajib dengan penyediaan produk dan layanan perbankan dalam bentuk apa pun. Di sisi lain, Undang-Undang Usaha Perasuransian juga secara tegas melarang adanya ancaman atau paksaan dalam mengadakan kontrak usaha perasuransian.
Selain itu, dokumen panduan tersebut secara ketat mengatur konsultasi dan pencatatan untuk meningkatkan kualitas agen. "Kementerian Keuangan akan terus memeriksa dan menangani pelanggaran dalam kegiatan usaha perasuransian dan menyerahkan kepada otoritas yang berwenang untuk menerbitkan peraturan guna membatasi situasi ini," tegas Menteri Nguyen Van Thang.
Pada sore yang sama, di aula DPR, DPRD juga membahas Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan dan Penambahan Sejumlah Pasal Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Majelis Nasional juga mendengarkan Menteri Pertanian dan Lingkungan Hidup Tran Duc Thang menyampaikan rancangan Resolusi tentang sejumlah mekanisme dan kebijakan untuk mengatasi kesulitan dan hambatan dalam implementasi Undang-Undang Pertanahan. Materi ini akan dibahas secara berkelompok pagi ini, 19 November.
Dalam draf pengajuannya, Pemerintah mengusulkan penambahan 3 kasus di mana Negara mengambil kembali tanah untuk pembangunan sosial ekonomi demi kepentingan nasional dan publik.
Salah satunya adalah melaksanakan proyek zona perdagangan bebas dan proyek pusat keuangan internasional.
Kedua, apabila pemanfaatan tanah untuk melaksanakan proyek melalui perjanjian pemberian hak guna usaha atas tanah yang telah berakhir jangka waktunya, maka perjanjian tersebut harus dirampungkan; atau apabila jangka waktu perpanjangan telah berakhir dan perjanjian tersebut harus dirampungkan serta telah disepakati lebih dari 75% luas tanah dan lebih dari 75% jumlah pemakai tanah, maka Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi mempertimbangkan dan menyetujui pengembalian sisa luas tanah untuk dialokasikan atau disewakan kepada penanam modal.
Ketiga, ciptakan dana tanah untuk membiayai proyek berdasarkan kontrak pembangunan dan pengalihan (kontrak BT) guna menyewakan tanah untuk kelanjutan produksi dan bisnis apabila ada organisasi yang menggunakan tanah yang telah direklamasi oleh Negara.
Source: https://nld.com.vn/can-cam-tuyet-doi-ep-mua-bao-hiem-khi-vay-ngan-hang-196251118223334861.htm






Komentar (0)