Akhir tahun merupakan masa banyaknya perayaan hari raya, terutama Tahun Baru Imlek, permintaan terhadap daging dan hasil ternak meningkat.
Daging seperti babi, sapi, ayam, bebek, serta produk olahan seperti ham, sosis, dan sosis Cina telah menjadi makanan pokok keluarga. Hal ini membuka peluang besar bagi para petani, koperasi, dan pelaku usaha di industri peternakan.

Menurut Tn. Nguyen Van Huong, Direktur Koperasi Ternak Dong Tien (HTX), kecamatan Dak Sin, distrik Dak R'lap, Koperasi tersebut saat ini tengah mempersiapkan penjualan sekitar 5.000 ekor babi indukan.
Babi-babi indukan ini terutama melayani pasar ternak akhir tahun bagi masyarakat di provinsi dan kota-kota di seluruh negeri, seperti Dong Nai dan Dak Lak. Selain itu, peternakan ini juga memelihara hampir 2.000 ekor babi untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam dan luar provinsi.
Bapak Huong berkomentar bahwa akibat dampak badai dan banjir, beberapa daerah peternakan mengalami kesulitan dan kerugian. Hal ini sebagian akan memengaruhi pasokan produk daging babi di pasar. Artinya, harga daging babi cenderung naik, tetapi tidak terlalu tinggi, tidak tiba-tiba di akhir tahun.

Memanfaatkan kesempatan ini, mendampingi para peternak di seluruh negeri, Koperasi terus menjalankan moto dan misi peternakan yang aman, anak babi yang sehat, tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk produk daging babi, Koperasi memastikan keamanan pangan dan bebas antibiotik demi meningkatkan kesehatan konsumen.
Peternakan ini menggunakan metode pertanian berteknologi tinggi, mulai dari menyediakan makanan, air, mengendalikan lingkungan hidup, hingga merawat dan memantau kesehatan hewan melalui sistem semi-otomatis dan otomatis.

Bapak Huong menegaskan: Salah satu faktor utama yang diperhatikan konsumen adalah kualitas dan keamanan pangan. Konsumen semakin berhati-hati dalam memilih makanan, menuntut produk yang bersih dan aman.
Menurut Bapak Nguyen Tang Hung, Desa Bac Son, Kecamatan Dak Gan, Kabupaten Dak Mil, keluarganya sudah beternak unggas sejak bertahun-tahun lalu.
Pada tahun 2024, harga bahan baku dan pakan ternak akan lebih stabil, sehingga ia akan terus mengembangkan peternakan unggas, terutama bebek. Saat ini, keluarganya memiliki 7.000 ekor bebek Peking super pedaging.
Setiap 2 bulan, keluarga ini menjual satu batch dengan harga sekitar 45.000 VND/kg, dengan keuntungan rata-rata sekitar 7.000 VND/ekor. Pak Hung berharap dengan 7.000 ekor bebek yang akan datang, ia akan mendapatkan keuntungan sebesar 50 juta VND.
Bapak Hung meyakini peluang menambah penghasilan di akhir tahun sangatlah besar, oleh karena itu sejak sekarang pihaknya telah melakukan persiapan yang matang dalam segala tahapan mulai dari kandang, pembibitan, pakan, hingga perawatan dan pencegahan penyakit.

Menurut Bapak Hung, jika tidak ada rencana yang matang, pasokan daging dan produk terkait bisa mengalami kesulitan, apalagi mengingat banyaknya penyakit hewan yang tidak bisa diprediksi seperti saat ini.
Pada tahun 2024, meskipun epidemi berbahaya masih terjadi, populasi ternak Dak Nong akan berkembang cukup stabil. Total populasi sapi di provinsi ini saat ini mencapai 27.000 ekor, meningkat 3.000 ekor dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total populasi babi mencapai 480.000 ekor, meningkat 50.000 ekor dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total populasi unggas di provinsi ini mencapai 3 juta ekor, meningkat 900.000 ekor dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut pimpinan Dinas Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, pembinaan usaha peternakan oleh masyarakat, pelaku usaha, dan koperasi di provinsi tersebut tidak saja menjamin ketersediaan pangan bagi provinsi tersebut tetapi juga turut menjaga kestabilan pasokan di pasar nasional.
Industri ini secara aktif menggunakan solusi untuk pemeriksaan dan pengendalian guna meningkatkan efektivitas pencegahan dan pengendalian penyakit pada hewan melalui vaksinasi, karantina, pengambilan sampel, dan disinfeksi.
[iklan_2]
Sumber: https://baodaknong.vn/chan-nuoi-dak-nong-don-co-hoi-thi-truong-cuoi-nam-230710.html






Komentar (0)