Seorang pemuda berhenti dari pekerjaannya di perusahaan asing dan kembali ke kampung halaman untuk memulai bisnis sereal
Báo Thanh niên•19/01/2024
Setelah mendapat kesempatan kerja yang menjanjikan di sebuah perusahaan asing, Pham Van Long (32 tahun, tinggal di kecamatan Tan Thanh, distrik Yen Thanh, Nghe An ) meninggalkannya untuk kembali ke kampung halamannya untuk memulai usaha.
Pada tahun 2014, Bapak Long beruntung diterima bekerja di sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di bidang elektronik rumah tangga. Namun, setelah perusahaan menjanjikan magang selama 2 bulan di Singapura dan berkomitmen untuk menandatangani kontrak kerja resmi, Bapak Long merasa kesempatan itu tidak lagi cocok, sehingga ia menolak tawaran tersebut dan memutuskan untuk berkemas dan kembali ke kampung halamannya di Nghe An. "Sebagai seorang sarjana dari Universitas Industri Hanoi dan memiliki prospek karier yang cerah, saya tidak dapat menghindari penolakan keras dari keluarga saya," ujar Bapak Long, seraya menambahkan bahwa ia harus menjual sosis sapi muda Nghe An dan sosis asam Thanh Hoa untuk mengumpulkan modal yang cukup untuk memulai usaha.
Meninggalkan pekerjaan tetap di perusahaan asing, Tn. Long kembali ke kampung halamannya untuk memulai bisnis.
NVCC
Sekembalinya ke kampung halaman, ia membuka peternakan babi dan ayam serta bisnis pakan ternak. Setelah setahun stabil, harga daging babi anjlok, menyebabkannya bangkrut dan terlilit utang 200 juta VND. Ia kemudian kembali berjualan bakwan babi fermentasi dan sosis sapi muda seperti sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setelah itu, ia mencoba membuat produk-produk seperti minyak kacang, minyak wijen, anggur, selai, dan rebung kering, tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Kemudian, ia tercetus ide untuk memproduksi sereal ketika ia berkesempatan memanfaatkan produk ini untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. "Setelah menggunakan dan meneliti, saya menyadari bahwa banyak orang sekarang juga cenderung menikmati produk-produk dari biji-bijian. Apalagi, bahan bakunya mudah didapat di kampung halaman saya, yang dianggap sebagai daerah pertanian murni," ujar Long. Berpikir demikian, ia pun memulai bisnis di rumahnya yang kecil. Karena keterbatasan sarana, ia harus mengolahnya secara manual di atas wajan besi cor. Ia bercerita tentang masa-masa ketika ia harus bekerja keras selama 18 jam sehari. Lambat laun, ketika produknya dipercaya banyak orang dan beliau memiliki sumber daya yang memadai, pada November 2018, Bapak Long memutuskan untuk mendirikan LoliFood Nutrition Food Joint Stock Company. Saat ini, pabriknya seluas 1.500 m² dan telah berinvestasi pada lini produksi modern dengan nilai total 3 miliar VND. Dalam proses pembuatan produk, beliau selalu berpegang pada prinsip "4 no": tidak menggunakan pupuk kimia; tidak menggunakan pestisida dan herbisida; tidak menggunakan benih rekayasa genetika; tidak menggunakan stimulan pertumbuhan. "Pada tahap pengolahan, saya berfokus pada metode perkecambahan biji. Metode ini akan mengubah pati menjadi gula sereal rendah glikemik, melepaskan inhibitor enzim untuk membantu orang-orang meningkatkan sistem pencernaan dan menyerap nutrisi dengan lebih baik," ujar Bapak Long, seraya menambahkan bahwa perusahaannya saat ini memiliki 300 agen di seluruh negeri. Selain memenuhi standar OCOP bintang 3, perusahaan Bapak Long juga telah mengantongi sertifikasi FDA (yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) untuk keamanan pangan. Bapak Long menerima penghargaan Luong Dinh Cua dari Persatuan Pemuda Pusat pada tahun 2022. Saat ini, beliau berfokus pada peningkatan produk untuk menaklukkan pasar yang menantang seperti Korea dan Jepang. Selain itu, beliau juga berharap dapat terus menciptakan mata pencaharian berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Ibu Tran Thi Thoa, Sekretaris Persatuan Pemuda Komune Tan Thanh, berkomentar: "Sejak kembali ke kampung halamannya untuk memulai usaha, Bapak Long telah menjadi salah satu tokoh produksi dan bisnis yang khas di komune tersebut selama bertahun-tahun. Bapak Long sering mendorong masyarakat untuk saling belajar dari model produksi pertanian serta berkoordinasi dengan Persatuan Pemuda Komune untuk menyelenggarakan kegiatan sukarela."
Komentar (0)