"Konsumen seharusnya tidak membayar harga yang lebih tinggi karena perusahaan melanggar undang-undang antimonopoli. Jika tidak ditantang, Apple hanya akan terus mengukuhkan monopoli ponsel pintarnya," kata Jaksa Agung AS Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.
Logo Apple di tokonya di New York
Menurut Reuters, Departemen Kehakiman AS menuduh Apple menggunakan kekuatan pasarnya untuk memeras lebih banyak uang dari konsumen, pengembang, pembuat konten, artis, penerbit, usaha kecil, dan wirausahawan.
Gugatan perdata tersebut menuduh Apple terlibat dalam monopoli telepon pintar ilegal yang dilakukan dengan memberlakukan batasan kontrak dan menolak akses penting bagi pengembang.
Apple telah menjadi subjek investigasi dan putusan antimonopoli di Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, serta tuntutan hukum dari pesaing perusahaan seperti Epic Games.
Dengan gugatan ini, Apple bergabung dengan daftar perusahaan teknologi besar yang digugat oleh regulator AS, termasuk Google, Meta, dan Amazon milik Alphabet. Gugatan-gugatan tersebut terjadi pada masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump dan Presiden Joe Biden.
Dalam sebuah pernyataan di hari yang sama, Apple menyatakan bahwa gugatan Departemen Kehakiman AS "salah, baik dari segi fakta maupun hukum" dan bahwa perusahaan akan mengajukan banding dengan tegas. Perusahaan mengatakan gugatan tersebut mengancam citra perusahaan dan prinsip-prinsip yang telah membantu membedakan produk Apple di pasar yang sangat kompetitif.
"Jika berhasil, hal itu akan menghambat kemampuan kami untuk menciptakan jenis teknologi yang diharapkan orang dari Apple, yang menggabungkan perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan," kata perusahaan itu.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)