![]() |
Como meraih kemenangan pertamanya atas Juventus di Serie A sejak 1952. |
Ketika musim 2025/26 dimulai, hanya sedikit yang mengira Como—tim sederhana dengan skuad bernilai hanya 285 juta euro—bisa membuat "Si Nyonya Tua" Juventus (601,7 juta euro) takluk. Namun, Cesc Fabregas, dengan filosofi sepak bolanya yang tajam dan semangat pantang menyerahnya, telah menanamkan keyakinan kepada para pemainnya bahwa segala sesuatu mungkin terjadi.
Di hadapan lebih dari 13.600 penonton di Stadion Giuseppe Sinigaglia, Como memulai pertandingan dengan percaya diri. Mereka tidak menyerang secara membabi buta, melainkan menekan dengan cerdas di lini tengah, memaksimalkan mobilitas para gelandang muda mereka. Juventus memang lebih banyak menguasai bola (55%), tetapi statistik itu tidak berarti apa-apa di malam di mana Como bermain seolah-olah mereka sedang mengincar sejarah.
Bintang paling bersinar dari kemenangan gemilang itu adalah Nico Paz - pemain muda Argentina yang sedang menjadi perbincangan di seluruh Eropa. Ia memastikan kemenangan dengan penyelesaian akhir yang tenang di menit ke-79 setelah sebuah serangan balik yang luar biasa. Sebelumnya, Nico Paz sempat membuat kemelut di lini pertahanan Juventus dengan assist yang apik bagi rekan setimnya untuk membuka skor.
Dua gol, skenario yang sempurna. Namun yang lebih penting, Como tidak mundur setelah unggul. Mereka menyerang dengan mudah, layaknya tim yang tahu apa yang mereka inginkan.
Statistik menunjukkan bahwa Como melepaskan 12 tembakan, dengan 6 di antaranya tepat sasaran—sebuah efisiensi yang mencengangkan dibandingkan dengan Juventus (15 tembakan, hanya 3 yang tepat sasaran). Setiap serangan balik Como berpotensi merusak, dipimpin oleh Paz—yang bagaikan konduktor muda yang perlahan-lahan menulis simfoninya sendiri di Serie A.
![]() |
Bintang mahal Juventus jatuh ke Como. |
Saat peluit akhir berbunyi, stadion Sinigaglia bergemuruh. Cesc Fabregas—yang dulunya legenda sepak bola dan kini menjadi pelatih muda—memeluk rekan-rekannya. Dalam klasemen, Como naik ke posisi ke-4 dengan 12 poin, menyamai Juventus tetapi unggul selisih gol. Kemenangan ini bukan hanya sebuah kemenangan dalam perolehan poin, tetapi juga sebuah deklarasi bahwa Como asuhan Fabregas bukan lagi "dasar klasemen".
Fabregas pernah berkata: "Saya ingin membangun tim yang bermain dengan kecerdasan, bukan hanya kekuatan." Pada malam 19 Oktober, Como mewujudkan filosofi itu – dengan disiplin, hasrat, dan kaki yang berani bermimpi.
Dari tim kecil di tepi Danau Como, Fabregas dan timnya melanjutkan kisah dongeng mereka di jantung Serie A - tempat keyakinan, kecerdasan, dan gairah dapat mengalahkan raksasa yang sombong seperti Juventus.
Sumber: https://znews.vn/clb-cua-fabregas-tao-con-dia-chan-o-italy-post1595213.html
Komentar (0)