Pemandangan lain dari Pulau Co To
Tak hanya terkenal dengan laut biru, pasir putih, dan sinar matahari keemasannya, Pulau Co To (Quang Ninh) juga menawarkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan melalui warna keemasan sawah pesisir di musim panen. Di tengah kehidupan modern, model wisata "sehari menjadi petani" menjadi daya tarik tersendiri, terutama yang menarik wisatawan mancanegara selama musim sepi wisatawan.

Pengalaman nyata di lapangan
Pada suatu hari di awal November, dua wisatawan Prancis, Loic Pesquerl dan Antoine Habert, memiliki momen berkesan ketika mereka secara langsung berpartisipasi dalam panen padi, membawa padi dan membajak sawah bersama masyarakat Desa Hai Tien, Zona Khusus Co To.
Meski masih agak canggung, Loic Pesquerl tak bisa menyembunyikan kegembiraannya: “Pengalaman menjadi petani di Pulau Co To sungguh luar biasa! Saya bisa memegang sabit untuk memanen padi, mengangkut padi, dan merasakan kesederhanaan hidup penduduk di sini. Perasaan ini lebih luar biasa daripada tur apa pun yang pernah saya ikuti!”

Di tengah ruangan yang dipenuhi aroma jerami segar, tawa para wisatawan yang berpadu dengan ritme kerja dan desiran angin laut, muncullah sosok Co To yang sederhana, akrab, dan penuh warna. Tak hanya belajar cara memanen, kedua wisatawan ini juga dipandu membajak sawah dengan kerbau, sebuah pengalaman mendalam tentang kehidupan kerja tradisional penduduk pulau tersebut.

Hubungan antara wisatawan dan penduduk lokal
Kehadiran teman-teman internasional di ladang membawa kegembiraan yang tak terduga bagi warga setempat. Ibu Bui Thi Phuong, warga Desa Hai Tien, bercerita: “Melihat teman-teman asing memanen di ladang, saya terkejut sekaligus senang. Mereka memang canggung, tetapi sangat rajin, bahkan bertanya bagaimana cara melakukannya dengan benar. Mereka tampak sangat antusias untuk merasakan menjadi petani.”

Model pariwisata ini diterapkan oleh banyak rumah tangga dan homestay secara terkoordinasi, menciptakan serangkaian pengalaman "wisata – bekerja – kuliner lokal". Ibu Nguyen Minh Hue, pemilik homestay CoTo Center, mengatakan bahwa wisatawan saat ini tidak hanya ingin menikmati pemandangan, tetapi juga ingin merasakan kehidupan nyata penduduk setempat.
“Kami selalu mendorong pengunjung untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sederhana tersebut, karena kesederhanaan dan ketulusanlah yang membuat mereka kembali lagi,” ujar Ibu Hue.

Dari ladang ke makanan
Pengalaman tak hanya berhenti di ladang. Setelah seharian bekerja, pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan lain seperti menggali kerang, menangkap siput, dan memancing. Hadiahnya adalah hidangan pedesaan yang kaya akan cita rasa lokal dengan sup kerang yang menyegarkan, acar terong renyah, sayuran segar dari kebun, dan ikan asam.
Ibu Hue menambahkan: “Ketika tamu-tamu Barat memegang sabit untuk memanen padi, memancing, menangkap siput, atau duduk makan bersama keluarga tuan rumah, mereka merasa seperti sedang menjalani kehidupan sehari-hari di kisah nyata Vietnam.”

Melalui kegiatan-kegiatan ini, wisata komunitas di Co To tidak hanya mendatangkan pendapatan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi jembatan budaya, membantu wisatawan internasional memahami lebih dalam semangat kerja, berbagi, dan kebahagiaan sederhana dalam cara hidup orang Vietnam. Momen-momen sederhana ini telah mengubah perjalanan menjadi perjalanan yang penuh keterhubungan, meninggalkan kenangan tak terlupakan di hati para wisatawan.
Sumber: https://baolamdong.vn/co-to-khong-chi-co-bien-trai-nghiem-gat-lua-cung-nong-dan-404135.html






Komentar (0)