Kementerian Keuangan mengatakan telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap empat perusahaan asuransi jiwa, yang diharapkan akan diumumkan ke publik pada bulan Juni.
Dalam konferensi pers rutin pada sore hari tanggal 16 Juni, Bapak Doan Thanh Tuan, Deputi Direktur Pengelolaan dan Pengawasan Asuransi (Kementerian Keuangan), mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelesaikan kesimpulan hasil pemeriksaan dan melaporkan kepada pihak berwenang terkait 4 perusahaan asuransi jiwa yang menjual produk melalui bank. Kesimpulan resmi dan informasi publik akan disampaikan pada bulan Juni.
Pada akhir Maret, dalam konferensi pers kuartal pertama, lembaga tersebut mengatakan telah menemukan sejumlah pelanggaran dalam penjualan asuransi melalui bank oleh bisnis.
Terkait kasus pengalihan simpanan di Bank SCB menjadi asuransi jiwa Manulife, perwakilan Kementerian Keuangan mengatakan belum ada data terbaru. Informasi terbaru yang disampaikan oleh perwakilan Kementerian Keamanan Publik awal bulan ini adalah 579 pengaduan telah diterima, dan Manulife telah mengembalikan VND800 miliar kepada nasabah.
Belakangan ini, banyak nasabah mengeluhkan produk "Keamanan Investasi" Manulife yang didistribusikan melalui SCB. Inti keluhan mereka adalah ketika nasabah datang untuk menyimpan uang di bank, mereka diiming-imingi "menabung untuk investasi demi bunga lebih tinggi", padahal ternyata produk tersebut adalah asuransi jiwa.
Dalam konteks krisis kepercayaan pasar asuransi (nasabah terpaksa membeli asuransi saat meminjam dari bank, buku tabungan diubah menjadi asuransi jiwa), Menteri Keuangan Ho Duc Phoc mengatakan dia akan memperbaiki dan menangani secara tegas bisnis yang melanggar.
Selain masalah jual beli asuransi melalui bank, Kementerian Keuangan juga berbagi solusi untuk pasar obligasi . Bapak Nguyen Hoang Duong, Deputi Direktur Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan mengalami kesulitan untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo.
"Sentimen pasar pasca-kasus penanganan yang salah membuat bisnis sulit menerbitkan obligasi baru untuk produksi, bisnis, maupun pembayaran obligasi," ujarnya.
Dengan Keputusan 08 yang dikeluarkan pada bulan Maret, bisnis diizinkan untuk memperpanjang jangka waktu dan membayar pokok serta bunga dalam aset selain uang tunai. "Banyak bisnis kini dapat menerbitkan obligasi setelah solusi sementara ini," kata Bapak Duong.
Selain itu, pihak berwenang juga mencari cara untuk meringankan kesulitan pasar real estat, dengan menawarkan paket kredit sebesar 120.000 miliar VND.
Duc Minh
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)