Mantan Perdana Menteri Thaksin hadapi tuntutan atas penghinaan terhadap keluarga kerajaan Thailand

Pengaduan tersebut terkait dengan wawancara yang dilakukan Bapak Thaksin pada tahun 2015 di Korea Selatan, dan dibebaskan oleh junta militer Thailand setelah menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh saudara perempuan Bapak Thaksin. Bapak Thaksin telah berulang kali menyatakan kesetiaannya kepada monarki Thailand yang kuat.

Pada tanggal 6 Februari, juru bicara Kejaksaan Agung Thailand, Prayut Petchkhun, mengatakan kepada wartawan bahwa penundaan selama tujuh tahun dalam menyelesaikan pengaduan terkait tuduhan bahwa Tn. Thaksin melakukan kejahatan "lese majeste" disebabkan oleh fakta bahwa ia tinggal di luar negeri, menurut Reuters.

Juru bicara tersebut tidak mengatakan kapan Kejaksaan Agung akan mengambil keputusan terkait penuntutan. Namun, ia mengatakan bahwa Thaksin telah membantah melakukan kesalahan dan menyerahkan "surat permintaan keadilan" kepada pihak berwenang. Juru bicara tersebut juga tidak memberikan detail dakwaan terhadap Thaksin.

Pengacara Thaksin tidak segera berkomentar.

Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra kembali ke tanah air pada 22 Agustus 2023

Menghina monarki merupakan kejahatan serius di Thailand, sebuah monarki konstitusional yang sangat menghormati raja. Undang-undang "lese-majeste" (yaitu, Pasal 112 KUHP Thailand) di negara ini termasuk yang terketat di dunia , dengan setiap dugaan pelanggaran dapat dikenakan hukuman hingga 15 tahun penjara.

Thaksin, perdana menteri Thailand yang berpengaruh dari tahun 2001 hingga 2006, kembali ke tanah air pada Agustus 2023 setelah 15 tahun mengasingkan diri. Tak lama setelah kepulangannya, ia dijatuhi hukuman total delapan tahun penjara atas penyalahgunaan kekuasaan, yang kemudian dikurangi menjadi satu tahun oleh raja Thailand.

Mantan perdana menteri, yang juga seorang miliarder, ditahan di rumah sakit dengan kondisi medis yang dirahasiakan dan belum pernah dipenjara sejak vonis dijatuhkan. Ia memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat akhir bulan ini.

Pada bulan Januari, Departemen Pemasyarakatan memberikan perpanjangan masa inap Thaksin di rumah sakit karena ia membutuhkan pemantauan medis lebih lanjut. Dalam konferensi pers pada 17 Januari, Wakil Direktur Jenderal Sitthi Sutivong mengatakan bahwa "berdasarkan kriteria yang ada, Thaksin berhak mendapatkan grasi khusus." Bapak Sitthi mengatakan bahwa Thaksin, 75 tahun, berhak mendapatkan grasi karena usia dan penyakit kronisnya, menurut Bangkok Post .

Sebelumnya, Senator Somchai Sawangkarn, ketua Komite Hak Asasi Manusia, Kebebasan Sipil, dan Perlindungan Konsumen Senat Thailand, mengatakan bahwa Thaksin akan memenuhi syarat untuk mendapatkan hukuman percobaan setelah menjalani enam bulan masa hukumannya. Selain itu, mantan perdana menteri tersebut mungkin tidak diwajibkan mengenakan alat pelacak.

Pemerintahan Thailand saat ini didukung oleh keluarga Shinawatra, yang telah mendominasi politik Thailand sejak Thaksin digulingkan dalam kudeta tahun 2006. Sekutu Thaksin telah menepis spekulasi adanya kesepakatan politik rahasia antara mantan perdana menteri dan lawan-lawan politiknya.

Berita tentang kasus baru terhadap Tn. Thaksin muncul seminggu setelah MFP, partai terbesar di parlemen Thailand, dipaksa oleh pengadilan untuk membatalkan rencana amandemen undang-undang lese majeste yang kontroversial.

Pada hari-hari berikutnya, MFP mendapat serangan bertubi-tubi, banyak yang mengajukan petisi untuk membubarkan partai tersebut dan menyerukan agar puluhan anggota parlemennya dilarang berpolitik seumur hidup, karena pendirian mereka terhadap hukum lese majeste.

Tautan sumber: https://thanhnien.vn/cuu-thu-tuong-thaksin-co-nguy-co-bi-truy-to-toi-xuc-pham-hoang-gia-thai-lan-185240206152124665.htm