
Hội thảo nhằm tổng kết kết quả thực hiện dự án năm 2025 và xây dựng kế hoạch cho năm 2026, trong khuôn khổ dự án "Công nghệ tưới ngập khô xen kẽ trong canh tác lúa thích ứng với biến đổi khí hậu tại Gia Lai " do Tổ chức Hợp tác Quốc tế Nhật Bản (JICA) tài trợ thông qua Công ty Green Carbon Japan Vietnam.
Dalam konteks perubahan iklim yang semakin memengaruhi pertanian , terutama padi—tanaman yang erat kaitannya dengan kehidupan petani—penerapan solusi pertanian berkelanjutan, penghematan sumber daya, dan pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi semakin mendesak. Salah satu solusi unggulan yang ditekankan dalam lokakarya ini adalah teknik Pembasahan dan Pengeringan Alternatif (AWD), yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) sejak tahun 2003 dan telah diterapkan di banyak negara.
Di Gia Lai, model irigasi AWD telah diujicobakan di lahan seluas 10,4 hektar di distrik Quy Nhon Dong, dan awalnya menunjukkan hasil positif. Menurut Dr. Pham Vu Bao, Wakil Direktur Institut Sains dan Teknologi Pertanian Pantai Tengah Selatan, teknik ini membantu menghemat hingga 4.400 m³ air per panen, mengurangi jumlah irigasi, dan menjaga kondisi pertumbuhan yang baik bagi tanaman padi. Khususnya, model ini telah membantu mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan: total emisi setara CO₂ (CO₂e) hanya 1,95 ton/ha/tanaman, penurunan sekitar 70% dibandingkan metode pertanian tradisional (6,47 ton/ha/tanaman).

Meskipun masih terdapat beberapa keterbatasan akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung sehingga belum mencapai target pengurangan emisi yang diharapkan, hasil awal telah menegaskan potensi besar AWD dalam mengembangkan pertanian padi berkelanjutan, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. AWD juga berkontribusi terhadap target pengurangan emisi nasional dan pembangunan sistem registrasi kredit karbon sesuai Standar Emas internasional.
Delegasi yang menghadiri lokakarya juga mengevaluasi efektivitas awal model tersebut, bertukar pengalaman praktis selama proses implementasi, menganalisis kesulitan dan keuntungan, serta membahas arahan untuk memperluas model tersebut pada musim tanam berikutnya, terutama di wilayah Gia Lai Timur, di mana kondisi pertaniannya serupa.
Perluasan model AWD akan membutuhkan investasi dalam sistem pemantauan dan pengendalian emisi gas rumah kaca, pengembangan profil kredit karbon yang diakui secara internasional, dan mobilisasi sumber daya pendanaan iklim. Selain itu, koordinasi yang erat antar pemangku kepentingan, mulai dari lembaga pengelola pertanian, pemerintah daerah, lembaga, perusahaan, organisasi internasional, hingga petani, merupakan faktor kunci untuk memastikan keberhasilan dan penyebaran model ini.

Bapak Phan Tien Thanh, Manajer Pengembangan Bisnis - Green Carbon Japan Vietnam Co., Ltd., menyimpulkan: "Pembasahan dan pengeringan alternatif bukan hanya langkah maju secara teknis, tetapi juga arah strategis untuk mewujudkan pertanian yang cerdas, hijau, dan berkelanjutan di Gia Lai. Keberhasilan awal model ini akan menjadi fondasi bagi pembangunan merek "beras rendah emisi", ekspansi ke pasar domestik dan internasional, serta partisipasi lebih lanjut dalam pasar kredit karbon global."
Sumber: https://baogialai.com.vn/day-manh-mo-hinh-tuoi-ngap-kho-xen-ke-huong-toi-nen-nong-nghiep-lua-ben-vung-post568112.html
Komentar (0)