Oleh karena itu, badan inspeksi warisan budaya dibentuk di badan pengelola warisan budaya negara bagian pusat. Badan ini bertanggung jawab atas inspeksi khusus, pemeriksaan, penanganan pelanggaran hukum di bidang warisan budaya, serta tugas dan wewenang lain sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang inspeksi.
Ketua Komite Kebudayaan dan Pendidikan Majelis Nasional Nguyen Dac Vinh melaporkan penerimaan dan revisi rancangan Undang-Undang Warisan Budaya (diamandemen) pada sore hari tanggal 23 Oktober.
Pada sore hari tanggal 23 Oktober, melanjutkan sidang ke-8 Majelis Nasional ke-15, melaporkan penerimaan dan revisi rancangan Undang-Undang tentang Warisan Budaya (diamandemen), Ketua Komite Kebudayaan dan Pendidikan Nguyen Dac Vinh mengatakan bahwa selama diskusi, ada pendapat bahwa peraturan tentang pemeriksaan warisan budaya telah ditetapkan dalam Undang-Undang tentang Pemeriksaan dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya, sehingga jika peraturan tersebut seperti dalam rancangan undang-undang, itu akan menyebabkan tumpang tindih.
Untuk menerima pendapat tersebut, Panitia Tetap Majelis Nasional telah mengirimkan surat kepada Pemerintah yang memuat tanggapan dan usulan tentang perlunya pembentukan inspektorat cagar budaya dalam rancangan undang-undang atau peraturan dalam peraturan perundang-undangan tentang lembaga yang melaksanakan fungsi inspeksi khusus, apabila inspektorat khusus cagar budaya dibentuk.
Pada tanggal 22 Oktober, Komite Tetap Majelis Nasional menerima tanggapan tertulis dari Pemerintah. Oleh karena itu, Pemerintah meyakini bahwa bidang pengelolaan warisan budaya oleh negara merupakan bidang yang luas, kompleks, dan penting bagi pembangunan budaya, ekonomi, dan sosial.
Faktanya, beberapa pelanggaran di bidang warisan budaya telah terjadi tetapi belum ditangani atau belum ditangani dengan baik. Masih terdapat kasus-kasus peninggalan dan barang antik yang hilang; warisan budaya dilanggar dan disalahgunakan; dan situs-situs arkeologi tidak dilindungi.
Pembangunan untuk pembangunan sosial-ekonomi di kawasan peninggalan bersejarah ini telah berdampak negatif terhadap unsur-unsur asli, bentang alam, dan lingkungan ekologis peninggalan bersejarah tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah mengusulkan untuk memasukkan peraturan tentang inspeksi cagar budaya dalam Rancangan Undang-Undang Cagar Budaya (yang telah diamandemen).
Berdasarkan pendapat Pemerintah, kata Bapak Vinh, Komite Tetap Majelis Nasional telah mengarahkan revisi dan pengesahan peraturan tentang pemeriksaan warisan budaya seperti dalam rancangan undang-undang.
Pasal 18 Undang-Undang Inspeksi menetapkan bahwa departemen dan biro umum dibentuk untuk melaksanakan tugas inspeksi khusus dalam lingkup pengelolaan negara yang menjadi kewenangan departemen atau biro umum tersebut. Untuk warisan budaya, departemen dan biro tersebut adalah Departemen Warisan Budaya di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.
Namun, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 03/2024 tentang Badan yang melaksanakan fungsi pemeriksaan khusus dan kegiatan Badan yang diberi tugas melaksanakan fungsi pemeriksaan khusus, bidang cagar budaya tidak mengenal adanya fungsi pemeriksaan khusus.
Namun, ketika menyusun Undang-Undang tentang Warisan Budaya (yang telah diamandemen), baik lembaga penyusun maupun lembaga peninjau meyakini bahwa bidang pengelolaan warisan budaya oleh negara merupakan bidang yang luas, kompleks, dan penting bagi pembangunan budaya, ekonomi, dan sosial. Pembentukan inspektorat khusus untuk warisan budaya diperlukan. Oleh karena itu, diusulkan untuk membentuk badan inspeksi warisan budaya.
Haruskah kita mempertimbangkan pembentukan inspektorat warisan budaya?
Mengomentari masalah ini, delegasi Pham Van Hoa (delegasi Dong Thap) menyarankan untuk mempertimbangkan pembentukan badan inspeksi khusus untuk warisan budaya.
Menurut delegasi Dong Thap, alasan pengusulan pembentukan badan inspeksi khusus cagar budaya adalah karena selama ini banyak pelanggaran yang belum tertangani atau belum tertangani dengan baik, serta masih banyaknya kasus hilangnya benda peninggalan, barang antik, serta kerusakan cagar budaya.
"Akankah pembentukan lembaga inspeksi mampu melindungi benda-benda antik dan mencegahnya dicuri atau dirusak seperti di masa lalu? Hilangnya dan rusaknya benda-benda antik di masa lalu disebabkan oleh lemahnya pengelolaan oleh lembaga inspeksi, otoritas, dan badan pengelola negara. Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata sudah memiliki lembaga inspeksi di dalam kementerian, yang perlu dipromosikan agar efektif. Tidak perlu membentuk lembaga tambahan untuk memeriksa warisan budaya," ujar delegasi Hoa, seraya menambahkan bahwa pembentukan lembaga inspeksi tambahan akan meningkatkan jumlah staf.
"Sebaiknya diserahkan kepada Pemerintah. Kalau Pemerintah menganggap perlu, akan mengaturnya. Kalau tidak, tidak akan diatur. Seharusnya tidak dicatat dalam undang-undang," saran Bapak Hoa.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/de-xuat-thanh-lap-co-quan-thanh-tra-di-san-van-hoa-185241023145626032.htm






Komentar (0)