Data baru ini memperkuat ekspektasi penjualan yang kuat dari perusahaan-perusahaan AS seperti Lockheed Martin, General Dynamics, dan Northrop Grumman, yang sahamnya diperkirakan akan naik di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengatakan penjualan dan transfer senjata dianggap sebagai "alat kebijakan luar negeri AS yang penting dengan potensi dampak jangka panjang terhadap keamanan regional dan global".
AS berencana mengerahkan senjata nuklir ke Inggris
Penjualan yang disetujui pada tahun 2023 meliputi Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) senilai $10 miliar ke Polandia, Rudal Udara-ke-Udara Jarak Menengah Canggih (AMRAAM) AIM-120C-8 senilai $2,9 miliar ke Jerman, dan sistem rudal NASAMS ke Ukraina.
Lockheed Martin memproduksi HIMARS dan RTX, yang sebelumnya bernama Raytheon, memproduksi AMRAAM. RTX dan Kongsberg dari Norwegia memproduksi NASAMS.
HIMARS M142 Angkatan Darat Polandia terlihat di pangkalan militer Wesola di Warsawa (Polandia) pada 8 Agustus 2023
Lockheed Martin dan General Dynamics memperkirakan pesanan yang ada untuk ratusan ribu peluru artileri, ratusan rudal pencegat Patriot dan peningkatan pesanan untuk kendaraan lapis baja akan memperkuat hasil mereka di kuartal mendatang.
Ada dua cara utama bagi pemerintah asing untuk membeli senjata dari perusahaan AS: bernegosiasi langsung dengan perusahaan atau menghubungi pejabat pertahanan di kedutaan AS, tetapi keduanya memerlukan persetujuan pemerintah AS.
Penjualan militer langsung oleh perusahaan AS meningkat dari $153,6 miliar pada tahun fiskal 2022 menjadi $157,5 miliar pada tahun fiskal 2023, sementara penjualan yang diatur melalui pemerintah AS meningkat dari $51,9 miliar pada tahun 2022 menjadi $80,9 miliar pada tahun 2023, menurut Reuters.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)