Di Da Nang, para pekerja dari sebuah perusahaan yang disewa untuk memangkas pohon menebang pohon rosewood yang ditanam oleh warga setempat tanpa pemberitahuan sebelumnya dan diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar 12 juta VND.
Pada tanggal 29 November, kepolisian wilayah Hoa Khanh Nam mengundang perwakilan dari Phuoc Ly Xanh Co., Ltd. dan pemilik rumah di Jalan Nguyen Khac Nhu Nomor 56 untuk sebuah pertemuan. Perusahaan tersebut setuju untuk menanam pohon pengganti dan memberikan kompensasi kepada pemilik rumah sebesar 12 juta VND atas penebangan pohon rosewood tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Tunggul pohon rosewood yang telah ditebang ini memiliki diameter sekitar 30 cm. Foto: Ngoc Truong
Phuoc Ly Xanh Co., Ltd. menandatangani kontrak dengan pihak berwenang untuk memangkas pohon sebagai pencegahan bencana di sepanjang jalan yang lebarnya kurang dari 7,5 meter di tiga kelurahan, termasuk Hoa Khanh Nam. Pada sore hari tanggal 27 November, beberapa pekerja melihat pohon Dalbergia tonkinensis setinggi 8 meter yang menunjukkan tanda-tanda kekeringan dan menggugurkan daun di depan rumah nomor 56 Jalan Nguyen Khac Nhu dan meminta izin untuk menebangnya. Direktur perusahaan, Bapak Pham Phu Dung, setuju untuk menebang pohon tersebut dan mengangkutnya ke tempat pengumpulan.
Saat pohon itu ditebang, pemilik rumah tidak ada di rumah dan tidak diberitahu sebelumnya, sehingga mereka mengira pohon itu dicuri dan melaporkannya ke polisi. Pemilik rumah menyatakan bahwa itu adalah pohon cendana merah, yang dibeli 8 tahun lalu seharga 5 juta dong.
Setelah mengetahui bahwa para pekerja telah menebang pohon tanpa menghubungi komite lingkungan atau pemilik rumah, pada sore hari tanggal 28 November, Direktur Pham Phu Dung menghubungi pemilik rumah untuk menawarkan penanaman pohon pengganti, tetapi mereka menolak.
Di kantor polisi, seorang perwakilan dari perusahaan Phuoc Ly Xanh mengakui bahwa penebangan pohon tidak dilakukan sesuai prosedur yang semestinya. "Jika pemilik rumah tidak ada di rumah, penebangan pohon seharusnya dihentikan. Namun, karena kami mengikuti jadwal pemangkasan pohon untuk mencegah banjir dan melindungi dari hama dan penyakit, para pekerja terburu-buru menyelesaikan tugas tepat waktu, sehingga menyebabkan insiden yang tidak terduga ini," jelas Bapak Dung.
Tautan sumber






Komentar (0)