Dalam laporannya pada rapat tersebut, Ketua Panitia Pertahanan dan Keamanan DPR RI Le Tan Toi mengatakan, pada saat pembahasan rancangan undang-undang mengenai pengelolaan negara di bidang lalu lintas, mayoritas pendapat setuju dengan ketentuan dalam rancangan undang-undang tersebut.
Beberapa pendapat mengusulkan untuk menetapkan bahwa pasukan Inspektorat Jalan diizinkan untuk menghentikan kendaraan dalam rangka menangani dan mencegah pelanggaran perlindungan infrastruktur jalan; beberapa pendapat mengusulkan untuk menetapkan secara tegas bahwa pasukan Inspektorat Jalan tidak melakukan inspeksi terhadap pelatihan, pengujian, pemberian SIM, dan kegiatan inspeksi kendaraan di lingkungan Keamanan Publik Rakyat dan Tentara Rakyat.

Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Majelis Nasional, Le Tan Toi, berpidato dalam rapat tersebut. Foto: TRONG HAI

Suasana sesi diskusi di aula mengenai beberapa isi RUU Jalan yang berbeda pendapat. Foto: TRONG HAI
Menanggapi hal tersebut, Ketua Panitia Pertahanan dan Keamanan Nasional, Le Tan Toi, menyampaikan bahwa Panitia Tetap Majelis Nasional telah menerima pendapat para delegasi dan menambahkan ketentuan dalam Pasal 83 Ayat 2 Rancangan Undang-Undang tersebut guna memastikan kesesuaian dengan Rancangan Undang-Undang tentang Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas; karena pengawasan pelatihan, pengujian, pemberian Surat Izin Mengemudi, dan pemeriksaan kendaraan bermotor di lingkungan Tentara Rakyat dan Pasukan Keamanan Publik Rakyat dilakukan oleh Kementerian Pertahanan Nasional dan Kementerian Keamanan Publik .
Selain itu, terkait usulan pengaturan mengenai boleh atau tidaknya Inspektorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya menghentikan kendaraan untuk keperluan penanganan, Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Nasional, Le Tan Toi, menyatakan: Untuk menjamin konsistensi dan menghindari tumpang tindih fungsi dan tugas antara kepolisian lalu lintas dan kepolisian Inspektorat Lalu Lintas, serta menghindari ketidaknyamanan bagi peserta lalu lintas ketika terdapat banyak satuan tugas yang berwenang menangani pelanggaran lalu lintas, rancangan undang-undang ini menetapkan bahwa Inspektorat Lalu Lintas hanya menjalankan fungsi pemeriksaan khusus, tidak melakukan pemeriksaan atau menangani pelanggaran lalu lintas, melainkan hanya menjalankan tugas melalui titik-titik lalu lintas "statis" dan melalui basis data; sedangkan patroli dan penanganan lalu lintas dilakukan oleh kepolisian lalu lintas.
Oleh karena itu, diusulkan agar Majelis Nasional menyimpan rancangan undang-undang yang disampaikan Pemerintah (Pasal 83 RUU Jalan).
Tidak ada pemeriksaan kendaraan di Keamanan Publik Rakyat dan Tentara Rakyat
Pasal 83 RUU Jalan mengatur tentang Pemeriksaan Jalan:
1. Inspektur Jalan mempunyai tugas melakukan pemeriksaan, pengujian, dan penanganan pelanggaran dalam rangka penyelenggaraan ketentuan perundang-undangan di bidang prasarana jalan dan angkutan jalan pada satuan kerja angkutan, satuan tugas terminal, satuan kerja parkir, satuan kerja peristirahatan, dan satuan kerja penyelenggara pelayanan penunjang angkutan.
2. Petugas Pengawas Jalan mempunyai tugas melakukan pemeriksaan, pengujian, dan penanganan pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pembinaan, pengujian, dan perizinan kendaraan bermotor di jalan; pemeriksaan keselamatan teknis dan lingkungan hidup kendaraan bermotor, kecuali pembinaan, pengujian, perizinan, pemeriksaan keselamatan teknis dan lingkungan hidup kendaraan bermotor milik TNI dan Polri yang melaksanakan tugas pertahanan dan keamanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketertiban dan keselamatan lalu lintas jalan.
3. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pemeriksaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
Sumber






Komentar (0)