Jerman telah mengeluarkan arahan yang mengharuskan pelabuhan gas milik negara untuk tidak menerima pengiriman gas alam cair (LNG) yang berasal dari Rusia, Financial Times melaporkan pada tanggal 14 November.
| Uni Eropa sedang mempercepat pengisian cadangan gasnya untuk penggunaan musim dingin. (Sumber: Reuters) |
Menurut surat yang dikutip dalam laporan tersebut, Kementerian Ekonomi Jerman telah menginstruksikan Deutsche Energy Terminal milik negara untuk menolak pengiriman gas Rusia.
Keputusan itu diambil setelah perusahaan memberi tahu pemerintah Jerman tentang rencananya untuk menerima pengiriman gas dari Rusia di pelabuhan impor Brunsbuttel pada tanggal 17 November.
* Terkait juga dengan masalah gas, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak baru-baru ini menyampaikan bahwa negaranya siap untuk terus memasok gas ke Eropa melalui Ukraina, tetapi hal ini harus disetujui oleh Kiev dan negara-negara terkait.
Perjanjian transit gas Rusia melalui Ukraina berakhir pada akhir tahun ini. Kiev menolak memperpanjang perjanjian dengan Moskow.
"Menurut saya, negara-negara Eropa yang menerima gas melalui koridor ini tertarik untuk melanjutkan kerja sama. Kami siap memasok gas. Namun, hal ini tidak terlalu bergantung pada kami," tegas Bapak Alexander Novak.
Pasokan gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina relatif kecil. Pada tahun 2023, Moskow akan mengangkut sekitar 15 miliar meter kubik gas melalui Kiev.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga mengungkapkan bahwa Kremlin terus memasok minyak dan gas ke sejumlah negara Eropa dan terus bekerja sama dengan negara lain.
"Kami terus bekerja sama dengan sejumlah negara Eropa, termasuk dalam hal pasokan minyak dan gas. Negara-negara ini dikecualikan dari sanksi," ujar Bapak Novak.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/duc-tuyet-tinh-voi-khi-dot-nga-moscow-san-sang-ban-hang-cho-chau-au-nhung-phai-duoc-kiev-nhat-tri-293722.html






Komentar (0)