SGGPO
Pada tanggal 21 Juni, Pemerintah mengeluarkan Keputusan No. 36/2023/ND-CP tentang perpanjangan batas waktu pembayaran pajak konsumsi khusus atas mobil yang diproduksi atau dirakit di dalam negeri.
Pemerintah memperpanjang batas waktu pembayaran pajak konsumsi khusus atas mobil produksi atau rakitan dalam negeri. |
Dalam Perpres tersebut secara tegas disebutkan, batas akhir pembayaran Pajak Konsumsi Khusus yang timbul sejak Masa Pajak Juni, Juli, Agustus, dan September 2023 bagi kendaraan bermotor produksi atau rakitan dalam negeri, diperpanjang terhitung sejak berakhirnya batas akhir pembayaran Pajak Konsumsi Khusus sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang administrasi perpajakan sampai dengan tanggal 20 November 2023.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini dijelaskan dengan tegas, apabila wajib pajak melakukan penambahan Surat Pemberitahuan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Perpanjangan yang mengakibatkan jumlah Pajak Penghasilan Khusus yang terutang menjadi lebih besar dan menyampaikannya kepada Kantor Pelayanan Pajak sebelum batas waktu pembayaran pajak perpanjangan berakhir, maka jumlah pajak perpanjangan tersebut sudah termasuk kelebihan pajak yang terutang akibat penambahan Surat Pemberitahuan tersebut.
Dalam hal Wajib Pajak berhak memperoleh perpanjangan untuk melaporkan dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Konsumsi Khusus sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka Wajib Pajak tidak wajib membayar jumlah Pajak Konsumsi Khusus yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Konsumsi Khusus yang dilaporkan pada masa perpanjangan.
Apabila suatu badan usaha memiliki cabang atau unit afiliasi yang melaporkan pajak konsumsi khusus secara terpisah dengan otoritas pajak yang mengelola langsung cabang atau unit afiliasi tersebut, cabang atau unit afiliasi tersebut juga berhak atas perpanjangan pembayaran pajak konsumsi khusus. Apabila cabang atau unit afiliasi suatu badan usaha tidak memiliki kegiatan manufaktur atau perakitan mobil, cabang atau unit afiliasi tersebut tidak berhak atas perpanjangan pembayaran pajak konsumsi khusus.
Keputusan tersebut menetapkan bahwa wajib pajak menentukan sendiri dan bertanggung jawab untuk meminta perpanjangan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat untuk perpanjangan menurut Keputusan ini.
Otoritas pajak tidak diharuskan memberi tahu wajib pajak tentang penerimaan mereka terhadap perpanjangan batas waktu pembayaran pajak konsumsi khusus.
Apabila selama jangka waktu perpanjangan, otoritas pajak mempunyai alasan untuk menetapkan bahwa wajib pajak tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan perpanjangan, maka otoritas pajak akan menerbitkan surat pemberitahuan tertulis kepada wajib pajak tentang berakhirnya perpanjangan dan wajib pajak harus membayar pajak yang terutang dan denda keterlambatan pembayaran untuk jangka waktu perpanjangan tersebut secara penuh ke kas negara.
Dalam hal setelah lewatnya jangka waktu perpanjangan, ternyata Wajib Pajak melalui pemeriksaan dan pengujian tidak memenuhi syarat perpanjangan batas waktu pembayaran Pajak Konsumsi Khusus sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini, maka Wajib Pajak wajib menyetorkan sisa pajak yang terutang, denda, dan biaya keterlambatan yang telah ditetapkan kembali oleh Wajib Pajak ke kas negara.
Selama masa perpanjangan pembayaran Pajak Konsumsi Khusus, otoritas pajak tidak akan mengenakan denda keterlambatan pembayaran atas jumlah Pajak Konsumsi Khusus yang diperpanjang. Apabila otoritas pajak telah mengenakan denda keterlambatan pembayaran atas berkas SPT Pajak Konsumsi Khusus yang dapat diperpanjang berdasarkan ketentuan Keputusan ini, otoritas pajak akan melakukan penyesuaian untuk tidak mengenakan denda keterlambatan pembayaran Pajak Konsumsi Khusus.
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani dan diundangkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2023. Setelah berakhirnya masa perpanjangan Peraturan Pemerintah ini, pembayaran Pajak Konsumsi Khusus atas kendaraan bermotor produksi dan/atau rakitan dalam negeri tetap dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)