Saat banyak negara bergulat dengan dampak media sosial terhadap kesehatan mental kaum muda, langkah ini berpotensi menjadi preseden penting.
Di Mumbai, India, pandangan kaum muda mencerminkan keseimbangan antara peluang dan risiko. Pratigya Jena, 19 tahun, percaya bahwa solusi tidak terletak pada larangan total: "Media sosial harus dilarang sebagian, karena menurut saya, tidak ada yang benar-benar hitam atau putih."
Sementara itu, di Berlin, Jerman, diskusi berfokus pada dampak psikologis dan citra tubuh. Luna Drewes, 13 tahun, melihat sisi positifnya: "Sebenarnya ini hal yang baik dalam beberapa hal, karena media sosial sering menggambarkan citra tertentu tentang bagaimana seharusnya penampilan seseorang."

Di Lagos, Nigeria, perdebatan tersebut mencerminkan tarik-menarik antara empati dan penegasan identitas generasi. Mitchelle Okinedo, 15 tahun, memahami alasan pemerintah karena siswa "mudah teralihkan," tetapi ia bersikeras: "...kami terlahir dengan itu... dan saya rasa itu bukan sesuatu yang ingin saya hentikan." Ibunya, Hannah Okinedo, 50 tahun, mendukung larangan tersebut karena orang tua "tidak punya waktu untuk mengawasi anak-anak mereka sepanjang hari."
Di Kota Meksiko, Di Meksiko, media sosial dipandang sebagai alat bermata dua. Bagi Aranza Gomez yang berusia 11 tahun, media sosial sangat diperlukan: "Sejujurnya, saya akan merasa sedih." Santiago Ramirez Rojas, 16 tahun, menekankan peran individualitas: "Media sosial sangat penting saat ini untuk mengekspresikan diri." Tetapi dia juga memperingatkan tentang bahaya nyata seperti penculikan dan kerentanan anak-anak kecil.
Bahkan di Australia, tempat kebijakan ini berasal, opini tetap sangat terpecah. Layton Lewis, 15 tahun, skeptis: "Saya rasa pemerintah sebenarnya tidak tahu apa yang mereka lakukan." Di sisi lain, ibunya, Emily Lewis, berharap undang-undang ini akan membantu anak-anak membangun hubungan yang "lebih baik dan lebih otentik" melalui interaksi tatap muka.
Beragamnya tanggapan ini menunjukkan tidak adanya konsensus global. Hal ini mencerminkan ketegangan yang nyata antara keinginan orang tua untuk melindungi anak-anak mereka dan kebutuhan generasi digital untuk terhubung dan mengekspresikan identitas mereka.
Sumber: https://congluan.vn/gioi-tre-cac-nuoc-phan-ung-ra-sao-truoc-lenh-cam-mxh-cua-uc-10321904.html










Komentar (0)