Hingga saat ini, Dinas Pajak Kota Ha Long memiliki lebih dari 800 berkas pendaftaran perubahan hak guna lahan dan kepemilikan aset yang melekat pada tanah dalam status "ditangguhkan". Alasan utamanya adalah Undang-Undang Pertanahan (yang telah diamandemen) telah berlaku sejak 1 Agustus 2024, tetapi hingga saat ini, provinsi belum menerbitkan daftar harga tanah yang telah disesuaikan, sehingga menimbulkan beberapa kesulitan praktis.

Sejak 1 Agustus 2024, banyak berkas pengalihan hak milik dan alih fungsi lahan milik warga Kota Ha Long telah diterima oleh Pusat Administrasi Publik Kota, tetapi belum dapat mengembalikan hasilnya. Semua berkas ini berstatus "ditangguhkan" saat diserahkan kepada otoritas pajak untuk penghitungan pajak dan retribusi penggunaan lahan. Keharusan menunggu hasil prosedur administratif ini menyebabkan banyak ketidaknyamanan bagi masyarakat. Ibu Tran Thi Hai (Kabupaten Ly Nhan, Provinsi Ha Nam ) mengatakan: "Keluarga saya menabung selama bertahun-tahun untuk membeli sebidang tanah di Grup 9, Zona 2, Kelurahan Ha Lam dengan harga lebih dari 1 miliar VND. Prosedur jual beli selesai pada 1 Agustus 2024, dan saya juga pergi ke Pusat Administrasi Publik Kota untuk mendaftarkan perubahan hak guna tanah dan kepemilikan aset yang melekat pada tanah tersebut. Namun, hingga saat ini, saya belum mendapatkan sertifikat hak guna tanah (GCNQSDD). Ini merupakan kendala besar dan juga sangat berisiko karena saya telah membayar semua uang kepada penjual dan menyelesaikan semua prosedur, tetapi pembayaran pajaknya tertunda. Saya sangat tidak sabar dan tidak tahu berapa lama lagi saya harus menunggu."
Keterlambatan penerbitan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHM) juga menyebabkan banyak kesulitan bagi keluarga Bapak Vuong Manh Hai (Zona 3, Kelurahan Hong Ha, Kota Ha Long) dalam membangun rumah baru. Bapak Hai merasa kesal: Keluarga saya memiliki 2 anak kecil, dan rumah yang sekarang cukup sempit, sehingga setelah beberapa waktu mencari informasi, saya memutuskan untuk meminjam uang lebih banyak untuk membeli sebidang tanah di daerah pemukiman kembali Zona 7 (Kelurahan Cao Thang) untuk membangun rumah. Namun, dari rencana untuk memiliki rumah baru di awal tahun 2025, sekarang saya tidak tahu kapan rumah itu dapat dibangun. Terakhir, setelah mengajukan pengaduan, pada tanggal 31 Oktober, Dinas Pajak Kota Ha Long menanggapi secara tertulis bahwa tidak ada dasar untuk menentukan kewajiban keuangan keluarga untuk pengalihan hak guna bangunan. Tanpa SHM, mustahil untuk melaksanakan prosedur pembangunan rumah sesuai peraturan (izin mendirikan bangunan, penandatanganan kontrak listrik dan air, dll.). Membangun rumah lebih lambat dari yang direncanakan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja, harga bahan baku pasti akan naik, sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi keluarga.
Sebagai daerah perkotaan yang paling pesat perkembangannya di provinsi ini, Kota Ha Long setiap harinya mengalami banyak sekali transaksi jual beli, dan alih fungsi lahan. Hal ini dikarenakan kebutuhan uang untuk berbisnis, kebutuhan masyarakat untuk melakukan transfer serta jual beli tidak dapat dihentikan, namun sudah lebih dari 3 bulan ini, berbagai rencana masyarakat banyak yang terganggu.
Diketahui bahwa Undang-Undang Pertanahan 2024 mengizinkan daerah untuk menerapkan daftar harga tanah saat ini hingga 1 Januari 2026, tetapi pada kenyataannya, banyak daerah perlu menerbitkan daftar harga tanah yang disesuaikan. Karena menurut Undang-Undang Pertanahan 2024, daftar harga tanah tidak lagi memiliki kerangka harga tanah dan koefisien penyesuaian (koefisien K). Sementara itu, koefisien K adalah koefisien yang digunakan untuk menghitung harga tanah tertentu berdasarkan harga tanah umum di pasar, kondisi sosial ekonomi setempat, dan daftar harga tanah. Koefisien K dikeluarkan oleh Komite Rakyat Provinsi. Sebelumnya, dengan daftar harga tanah yang rendah, daerah dikalikan dengan koefisien K untuk menghitung kewajiban keuangan terkait. Ketika koefisien K tidak lagi diterapkan, jika hanya daftar harga tanah lama yang diterapkan, mudah untuk tidak konsisten dengan kenyataan, yang menyebabkan kerugian anggaran. Saat ini, harga tanah dalam daftar harga tanah yang dikeluarkan oleh Komite Rakyat Provinsi berdasarkan Keputusan No. 42/2019/QD-UBND tidak lagi sesuai dengan situasi aktual, yang dapat menyebabkan kerugian besar pada anggaran negara.
Untuk menghindari penumpukan pencatatan dan pengaduan dari wajib pajak, sehingga tidak mengganggu hak riil dan kebutuhan masyarakat, serta sekaligus menjamin dipatuhinya peraturan perundang-undangan tentang Pertanahan yang baru, maka Pemerintah Daerah perlu segera menerbitkan Surat Keputusan Penyesuaian Daftar Harga Tanah dan memberikan petunjuk pelaksanaan tentang ketentuan peraturan perundang-undangan agar instansi perpajakan dapat segera menetapkan kewajiban perpajakan atas tanah dalam rangka tata cara pendaftaran perubahan karena pengalihan hak atas tanah dan harta kekayaan yang melekat pada tanah.
Sumber
Komentar (0)