Guru Jake Dorris (kiri) dan Sean Down sebelum berangkat dari Hanoi - Foto: Disediakan oleh Kedutaan Besar Australia
Menurut Kedutaan Besar Australia di Vietnam, setelah tantangan ketahanan selama tiga bulan, Jake Norris dan rekannya Sean Down akan mengakhiri perjalanan khusus mereka pada tanggal 24 Februari.
Keduanya memulai perjalanan mereka pada bulan Desember 2023, berjalan sekitar 2.000 km dari Hanoi ke Kota Ho Chi Minh untuk mengumpulkan dana bagi dua organisasi yang mendukung anak-anak Vietnam, Proyek Thanh Loc dan Dana Anak-anak Naga Biru.
Hingga saat ini, kampanye ini telah mengumpulkan lebih dari $35.000. Dengan semakin banyaknya acara penggalangan dana yang akan datang dan semakin banyaknya sponsor perusahaan yang bergabung, jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah.
Jake, seorang warga Australia, saat ini menjadi guru bahasa Inggris dan menganggap Vietnam sebagai negara asalnya.
Ia mengaku motivasi yang membantunya memutuskan melakukan perjalanan itu datang dari pertemuannya dengan anak-anak dalam perjalanannya .
Meskipun keadaan mereka sulit dan menghadapi banyak kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, mereka tetap menunjukkan kebaikan hati dan kebahagiaan yang luar biasa.
“Tantangan yang dihadapi anak-anak ini tidak terbayangkan, dan tugas kitalah untuk membuat perbedaan.
Dengan berjalan kaki melintasi Vietnam, kami berharap tidak hanya dapat mengumpulkan dana tetapi juga menarik perhatian terhadap masalah yang dihadapi anak-anak ini setiap hari,” ujar Jake kepada Kedutaan Besar Australia.
Untuk mempersiapkan perjalanan ribuan kilometer, keduanya berhenti dari pekerjaan mereka sejak Mei 2023. Dalam foto: Jake berhenti untuk beristirahat di provinsi tengah - Foto: Disediakan oleh Kedutaan Besar Australia
Selama perjalanan sejauh 2.000 km dari Utara ke Selatan, Jake dan teman Irlandianya juga mengalami pengalaman "sekali seumur hidup", melintasi jalan pegunungan yang berkelok-kelok dan jalan pesisir yang indah.
"Tiga bulan terakhir ini merupakan masa-masa yang campur aduk bagi kami. Kami terkadang kesulitan mencari makanan dan bertahan selama berminggu-minggu di tengah cuaca dingin yang membekukan dan hujan deras.
Bulan lalu, suhunya sangat tinggi sehingga kami harus menempuh jarak 35 km setiap hari dengan suhu 4 derajat Celcius. Jadi sekarang kami biasanya bangun dan keluar rumah sebelum jam 4 pagi untuk menghindari panas!", ungkap Pak Jake.
Di samping kesulitan-kesulitan itu, keduanya bertemu banyak orang dan mendapat banyak teman baru.
"Semua orang telah mendukung kami dengan sangat antusias, mulai dari waktu, uang, hingga akomodasi. Setiap hari kami bertemu seseorang yang bersedia berhenti di mobilnya untuk menawarkan makanan dan minuman. Kami akan selalu mengingat kebaikan semua orang," kata Jake.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)