
Labu memiliki karakteristik biologis yang unik, termasuk kemampuan untuk tumbuh tanpa batas dengan cangkang elastis dan sistem pembuluh darah yang “sangat cepat”, menjadikan mereka “raksasa” di dunia tumbuhan - Foto: Wiktor Dabkowski/dpa/Corbis
Setiap musim gugur, labu raksasa dengan berat lebih dari satu ton muncul, mengejutkan banyak orang, sementara blueberry terbesar di dunia beratnya kurang dari 30 gram. Mengapa satu buah bisa membengkak hingga ukuran rekor, sementara yang lain tetap kecil?
Menurut ilmuwan tanaman, labu (yang merupakan anggota keluarga labu) memiliki karakteristik biologis langka yang memungkinkannya tumbuh hingga ukuran "raksasa", sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh buah-buahan lain, seperti apel atau blueberry.
Labu raksasa dari genus Cucurbita maxima, yang sering disebut galur "Raksasa Atlantik" atau "Mammoth", telah dibiakkan dari generasi ke generasi untuk meningkatkan ukurannya. Kuncinya adalah mereka merupakan tanaman "tak tentu", yang berarti mereka tidak memiliki batas pertumbuhan alami. Sementara banyak tanaman determinan berhenti tumbuh setelah mencapai ukuran tertentu, labu akan terus tumbuh jika kondisinya memungkinkan.
"Ketika tanaman membutuhkan lebih banyak energi untuk menghasilkan buah, ia akan menumbuhkan lebih banyak daun dan batang. Tidak ada 'kemacetan genetik' yang memaksanya berhenti," jelas Vikram Baliga, seorang ahli agronomi di Texas Tech University.

Labu yang dipilih untuk kompetisi sering diberi perawatan khusus - Foto: Shelby Lum
Menurut Live Science, petani labu raksasa sering membuang semua buah lainnya, hanya menyisakan satu buah di pohonnya. Pada saat itu, semua nutrisi yang diserap tanaman terkonsentrasi pada "anak tunggal", menyebabkannya membengkak dengan kecepatan yang luar biasa, bahkan mungkin bertambah hingga 20 kg per hari selama periode puncak.
Secara teori, metode ini juga dapat diterapkan pada buah-buahan lain seperti persik atau apel, tetapi jika beratnya terlalu berat, buah-buahan tersebut akan jatuh dari cabang karena gravitasi. Labu berbeda, mereka tetap di tanah sehingga tidak perlu khawatir jatuh atau pecah.
Keunggulan labu lainnya adalah cangkangnya yang keras namun fleksibel, sehingga memungkinkannya mengembang tanpa retak. Jika cangkangnya terlalu lunak, buah akan hancur karena beratnya sendiri; jika terlalu keras, buah akan retak seiring pertumbuhannya. Petani harus menyesuaikan sinar matahari, suhu, dan kelembapan agar cangkangnya tetap "fleksibel" sehingga memungkinkan terjadinya pembengkakan.
Ahli biologi Jessica Savage dari University of Minnesota Duluth mengatakan labu raksasa juga memiliki sistem vaskular yang "super kuat", dengan jaringan floem yang lebih banyak daripada labu biasa. Hal ini membantu mengangkut gula dan nutrisi ke buah lebih cepat, seperti membuka lebih banyak "jalur jalan raya" untuk aliran energi.
Terlepas dari keunggulan biologisnya, labu raksasa merupakan hasil pembiakan selektif selama berabad-abad, di mana manusia hanya memelihara individu yang berpotensi tumbuh lebih besar. Berbeda dengan buah yang diseleksi berdasarkan rasa manis atau warnanya, labu raksasa "dikembangbiakkan" semata-mata berdasarkan ukurannya.
Akibatnya, setiap musim gugur, "raksasa oranye" muncul di pameran pertanian Amerika, di mana labu dapat berbobot lebih dari mobil kecil.
Para ahli yakin labu masih jauh dari batas maksimal. "Mungkin suatu hari nanti kita akan melihat labu seberat 2 ton," kata Profesor Savage. "Orang-orang masih berusaha membuatnya lebih besar."
Sumber: https://tuoitre.vn/bi-mat-sinh-hoc-khien-bi-ngo-phinh-to-nhu-o-to-con-viet-quat-nho-xiu-20251028100016145.htm






Komentar (0)