(NLDO) - Para ilmuwan telah menemukan sisa-sisa dua objek "zombie" yang mengambang di lautan Bumi.
"Kita hidup di kuburan supernova," tegas astronom Brian Fields dari Universitas Illinois Urbana-Champaign (AS), ketika berbicara tentang Bumi dan satu-satunya satelit alaminya yang bernama Bulan.
Itulah hasil penelitian yang dipimpinnya, yang baru-baru ini dipresentasikan pada Konferensi Fisika Global 2025 American Physical Society.
Kilonova yang direkam oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble - Foto: NASA
Menurut Dr. Fields, supernova dapat menciptakan batuan kecil yang benar-benar jatuh ke Bumi. Batu-batu ini akan terakumulasi terutama di laut dalam dan menutupi permukaan Bulan.
Supernova adalah kematian bintang yang paling parah, biasanya terjadi setelah bintang tersebut runtuh satu kali menjadi keadaan "zombie" seperti katai putih dan bintang neutron.
Pada suatu titik, atau saat mengalami benturan yang kuat, "zombie" ini akan hancur, melepaskan ke alam semesta logam-logam yang telah ditempa bintang di intinya selama hidupnya.
Tim Dr. Fields mulai mencari sisa-sisa supernova pada tahun 2004 dan mengidentifikasi bukti dua peristiwa supernova, tiga dan delapan juta tahun yang lalu, dalam sampel dari laut dalam dan Bulan.
Bukti ini menunjukkan bahwa isotop radioaktif tersebut tidak berasal dari Bumi dan hanya dapat tercipta oleh peristiwa kosmik.
Pada tahun 2021, mereka membuat terobosan ketika mereka mengidentifikasi isotop radioaktif plutonium yang sangat langka.
Yang ini menggambarkan cara mati yang sangat tidak biasa dan brutal. Ini kilonova, versi supernova yang sangat besar.
Peristiwa ini hanya dapat terjadi ketika dua bintang neutron – jenis “zombie kosmik” yang paling ekstrem – saling bertabrakan dalam sebuah tabrakan dahsyat.
Kilonova juga merupakan penghasil beberapa unsur paling langka di planet kita, seperti emas dan platinum.
Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekitar 10 juta tahun lalu.
Bukti di atas membantu tim peneliti menyimpulkan bahwa lautan Bumi, dan juga Bulan, mungkin merupakan kuburan raksasa supernova.
Di tempat-tempat ini, para ilmuwan dapat mencari bukti yang berguna untuk menjelaskan sejarah kimia Bumi, tata surya, dan alam semesta.
Tim tersebut meyakini Bulan akan menjadi pilihan terbaik untuk penelitian, karena secara geologis sederhana dan akan lebih mudah bagi pesawat ruang angkasa untuk mencapai satelit guna mengumpulkan sampel daripada harus mencari ribuan meter di bawah permukaan laut.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/hai-thay-ma-vu-tru-phat-no-manh-vo-roi-day-trai-dat-196250321103916091.htm
Komentar (0)