DK PBB mengadopsi serangkaian resolusi terkait Houthi, Dataran Tinggi Golan, dan DR Kongo

Dewan Keamanan PBB telah memberikan suara untuk meloloskan resolusi mengenai Houthi pada 27 Juni. (Sumber: Berita PBB)

* Resolusi 2737 memperpanjang mandat Pasukan Pengamat Pelepasan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Dataran Tinggi Golan (UNDOF) selama 6 bulan lagi hingga 31 Desember 2024.

Resolusi tersebut mengharuskan Sekretaris Jenderal PBB untuk memastikan bahwa UNDOF memiliki kapasitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan misinya dengan “aman”.

Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara juga menekankan bahwa Israel dan Suriah memiliki kewajiban untuk "secara ketat dan penuh" menghormati ketentuan-ketentuan Perjanjian Pelepasan 1974; mendesak kedua belah pihak untuk melakukan pengekangan maksimal dan mencegah pelanggaran perjanjian gencatan senjata, dan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama melalui komunikasi dengan UNDOF.

UNDOF didirikan setelah Perjanjian Pelepasan 1974, dengan misi mempertahankan gencatan senjata dan memantau wilayah garis pemisah, zona penyangga demiliterisasi antara Israel dan Suriah.

* Resolusi 2738 (2024) memperpanjang mandat Kelompok Ahli mengenai Republik Demokratik Kongo hingga 1 Agustus 2025 dan sanksi terhadap Pemerintah Republik Demokratik Kongo hingga Juli 2025.

Dewan Keamanan menegaskan kembali komitmen Sekretaris Jenderal PBB untuk “melakukan segala upaya yang mungkin” guna memastikan bahwa para pembunuh dua anggota Kelompok Ahli dan empat warga negara Kongo yang mendampingi mereka diadili.

Pada bulan Maret 2017, dua orang ahli, Michael Sharp (Amerika) dan Zaida Catalan (Swedia), diculik saat sedang menyelidiki kejahatan di Kasai, wilayah bergejolak tempat pertempuran terjadi antara pasukan pemerintah Republik Demokratik Kongo dan pasukan pemberontak.

Pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO) kemudian menemukan kedua ahli tersebut dibunuh di luar kota Kananga di provinsi Kasai.

* Resolusi 2739 (2024), yang menuntut pasukan Houthi di Yaman segera menghentikan semua serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, diadopsi oleh Dewan Keamanan dengan 12 suara mendukung dan 3 abstain dari Rusia, Cina, dan Aljazair.

Resolusi tersebut meminta Sekretaris Jenderal PBB untuk memberikan laporan bulanan mengenai krisis saat ini di kawasan Laut Merah mulai sekarang hingga Januari 2025.

Teks tersebut menekankan bahwa semua negara anggota “harus mematuhi kewajiban mereka terkait embargo senjata yang ditargetkan” terhadap para pemimpin utama Houthi, sebagaimana ditetapkan dalam Resolusi 2216 tahun 2015.