Ho Tram berubah secara dramatis seiring dengan percepatan infrastruktur dan pertumbuhan pariwisata

Infrastruktur yang sudah rampung, menjadi pendorong perubahan tatanan wisata bahari.

Ditetapkan dalam perencanaan sebagai salah satu koridor pariwisata utama wilayah Vung Tau - Long Hai - Binh Chau, Ho Tram menerima modal investasi yang kuat dengan target menyambut 8-10 juta pengunjung per tahun di masa mendatang. Konvergensi infrastruktur dan proyek resor mewah mengubah potensi alam menjadi produk wisata yang bernilai, tetapi di saat yang sama, hal ini menuntut pengelolaan pembangunan berkelanjutan yang ketat.

Menengok ke belakang beberapa tahun yang lalu, jalan menuju Ho Tram masih panjang, dan nilai-nilai alamnya hanya memiliki sedikit peluang untuk dieksplorasi secara luas. Namun kini, ketika serangkaian proyek penting seperti Bandara Long Thanh, jalan raya Bien Hoa-Vung Tau, Ben Luc-Long Thanh, atau poros pantai antarprovinsi secara bertahap mencapai garis akhir, Ho Tram memasuki periode menguntungkan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Daerah pesisir di Ho Tram makin tampak menonjol.

Koneksi ini tidak hanya lebih baik, tetapi juga membentuk kembali kebiasaan bepergian: Pengunjung dari Kota Ho Chi Minh hanya membutuhkan sekitar 90 menit untuk mencapai laut, mempersingkat waktu tempuh dan membuka peluang untuk perjalanan singkat - tren perjalanan yang populer di kota-kota besar.

Kemudahan infrastruktur bagaikan kunci untuk membuka potensi yang telah "terpendam" sekian lama. Ketika jalan raya dan bandara tak lagi di atas kertas, Ho Tram resmi ditempatkan di peta destinasi dengan keunggulan kompetitif yang jelas.

Tidak hanya nyaman dalam hal transportasi, Ho Tram juga jelas diposisikan dalam strategi pengembangan pariwisata provinsi: Terletak di antara Vung Tau - Long Hai - Binh Chau, kawasan pesisir ini menjadi penghubung utama dalam koridor pariwisata pesisir selatan.

Arah pengembangannya ditetapkan untuk tidak menyebar, melainkan berfokus pada tiga pilar: resor pantai berkualitas tinggi; ekowisata - hutan laut; dan wisata kesehatan. Menariknya, arah-arah ini tidak "cocok", tetapi hampir sepenuhnya sesuai dengan potensi Ho Tram yang ada.

Bapak Pham Huy Binh, Direktur Dinas Pariwisata Kota Ho Chi Minh, mengibaratkan tempat ini sebagai "permata hijau" dengan banyak lapisan yang belum terkelupas, karena tidak seperti banyak daerah pesisir yang dieksploitasi secara besar-besaran, Ho Tram masih mempertahankan garis pantainya yang panjang, hutan lindung yang menempel di laut, dan ekosistem alami yang jarang dimiliki tempat lain.

Laut disukai oleh alam dan dipilih oleh wisatawan.

Selama bertahun-tahun, Ho Tram telah dikenal oleh para pencinta pantai sebagai nama yang familiar: "resor pantai sejati". Pasirnya luas dan halus, ombaknya tenang, dan airnya berwarna hijau zamrud. Hutan pinus dan hutan lindung membentang dekat dengan laut, menciptakan latar belakang yang sejuk yang membangkitkan nuansa alam murni—sesuatu yang perlahan-lahan hilang dari banyak destinasi terkenal di Asia Tenggara.

Garis pantai Ho Tram yang masih asli. (Foto: Dang Khoa)

Berkat kombinasi iklim laut - hutan - segar, Ho Tram telah menjadi pilihan ideal untuk liburan pemulihan kesehatan, sebuah tren yang meledak pesat setelah masa pandemi.

Sebuah destinasi hanya dapat benar-benar menjadi "pasar pariwisata" jika melibatkan proyek-proyek berskala besar, yang menghadirkan standar layanan tinggi dan mampu menarik wisatawan untuk kembali. Bagi Ho Tram, proses ini berlangsung cepat.

Pembangunan yang pesat memang merupakan pertanda baik, tetapi juga membuat kisah konservasi alam semakin mendesak. Karena nilai terbesar Ho Tram—hal yang membuat wisatawan jatuh cinta dan investor mencarinya—bukanlah blok-blok betonnya, melainkan lautnya yang masih menyimpan keindahan alamnya.

Oleh karena itu, Bapak Pham Huy Binh berkata: "Jika dikembangkan secara besar-besaran dan tanpa kendali, Ho Tram bisa kehilangan identitasnya sendiri."

Ini bukan peringatan yang mengada-ada. Banyak destinasi yang mengalami pertumbuhan pesat justru menanggung akibatnya, yaitu degradasi lanskap, yang menyebabkan nilai pariwisata anjlok.

Oleh karena itu, permasalahan Ho Tram bukan terletak pada apakah akan dibangun atau tidak, tetapi bagaimana membangunnya, dengan kepadatan konstruksi yang wajar, melindungi hutan lindung, membatasi pembangunan beton di pesisir, mengutamakan model resor hijau, menjaga air laut dan ekosistem dalam keadaan sealami mungkin.

Dengan mempertahankan faktor-faktor ini, Ho Tram tidak hanya akan menarik dalam jangka pendek tetapi juga akan memiliki daya tarik berkelanjutan selama beberapa dekade.

Area komersial Hamptons Plaza Ho Tram memiliki pemandangan laut. (Foto: Dang Khoa)

Segala yang terjadi, dari infrastruktur, perencanaan, munculnya proyek-proyek besar, hingga orientasi pembangunan berkelanjutan, menunjukkan bahwa Ho Tram telah melewati tahap "potensial" dan memasuki tahap penegasan posisinya.

Dalam waktu dekat, ketika bandara Long Thanh beroperasi dan jalan tol selesai dibangun, Ho Tram berpotensi menjadi pusat resor mewah di kawasan Tenggara, destinasi utama untuk wisata kesehatan, serta kawasan pesisir dengan keseimbangan ekonomi dan ekologi yang langka.

Ho Tram tidak hanya mengubah posisinya di peta wisata tetapi juga mengubah cara wisatawan merasakan liburan pantai: Segar, canggih, dan dekat dengan alam.

Hoang Tho

Sumber: https://vtcnews.vn/ho-tram-doi-thay-manh-me-khi-ha-tang-but-toc-va-du-lich-tang-truong-ar987518.html