Menurut para ahli dari Institut Geologi, fenomena tanah longsor di beberapa wilayah pemukiman terjadi karena lapisan batuan karbonat terkikis di bawah tanah hingga masuk ke dalam gua-gua karst di bawahnya.
Tanah longsor di daerah Nam Son 2, Cam Pha, Quang Ninh yang terjadi sejak 30 Juli hingga pagi hari tanggal 1 Agustus menyebabkan jalan aspal dan sebagian trotoar ambruk sedalam 2,5 meter dan diameter 5 meter.
Dr. Tran Quoc Cuong, Institut Geologi, Akademi Sains dan Teknologi Vietnam, mengatakan bahwa terdapat dua jenis lubang runtuhan (juga dikenal sebagai lubang kematian). Pertama, akibat perkembangan gua karst bawah tanah dan keberadaan lapisan tanah yang lemah di wilayah pesisir. Kedua, terdapat faktor-faktor pemicu yang berperan dalam fluktuasi (naik turunnya) muka air tanah terkait pasang surut dan hujan, faktor-faktor yang meningkatkan beban struktur, dan lapisan tanah yang terisi.
Di Vietnam, wilayah dengan geologi serupa telah mengalami penurunan tanah terkait ruang karst bawah tanah, seperti: Quy Hop, Nghe An, Thuy Nguyen (Hai Phong); Bang Lung, Cho Don, ( Bac Kan ). Di Quy Hop, Nghe An, hanya dalam dua bulan di tahun 2021, terdapat 11 titik penurunan tanah. Banyak lubang dengan lebar 2-7 m dan kedalaman 2-2,5 m.
Proses penurunan tanah dirangkum dalam gambar di bawah ini dengan contoh lubang runtuhan yang terletak tepat di ruang bawah tanah karst (zona pelarian). Proses perkembangan dari a hingga d mengikuti gambar, di mana 1 (batuan karbonat) dan 2 (lapisan tanah lemah yang menutupi permukaan batuan karbonat bawah tanah).
Penelitian oleh Lembaga Geologi menunjukkan bahwa di wilayah pesisir, lapisan yang menutupi batuan karbonat (batu kapur) tererosi ke dalam gua karst di bawahnya. Akibat adanya faktor-faktor pemicu, material lapisan tanah kritis tererosi, terseret ke dalam ruang bawah tanah melalui retakan dan zona rekahan batuan karbonat di langit-langit gua. Fenomena hilangnya lapisan kritis juga dapat terjadi di corong karst.
Struktur geologi dan tektonik juga dianggap sebagai penyebab tidak langsung, yang menciptakan kondisi yang mendukung perkembangan penurunan tanah. Perkembangan lapisan timbunan, terutama di wilayah laut reklamasi, juga berkontribusi dalam mendorong proses penurunan tanah. Selain itu, faktor pendorong yang patut dipertimbangkan adalah fluktuasi muka air tanah terkait pasang surut dan curah hujan. Menurut Bapak Cuong, penilaian yang lebih rinci diperlukan segera untuk membantu pengelolaan perkotaan dan meminimalkan dampak tanah longsor.
Sebuah lubang sedalam sekitar 2,5 m dan berdiameter 5 m muncul di Kota Cam Pha. Foto: Bao Long
Menurut para ahli dari Institut Geologi, orang dapat mengenali tanda-tanda tanah longsor melalui penurunan tanah dan depresi yang tidak biasa di jalan, tanda-tanda retakan dinding, kehilangan air atau peningkatan konsumsi air secara tiba-tiba menurut meteran (sistem penyediaan air rusak atau pecah karena lubang pembuangan).
Untuk proyek konstruksi di daerah rawan longsor, guna meminimalkan kerusakan properti, sebaiknya digunakan pondasi tiang pancang, saran Bapak Cuong.
Nhu Quynh
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)