Laksamana Malahayati yang panjangnya 130 m memiliki helipad dan 200 tempat tidur rumah sakit, dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur medis lengkap, termasuk ruang operasi, laboratorium, dan ruang sinar-X.
RS Terapung Laksamana Malahayati. (Sumber: sindonews)
Pada tanggal 10 Juni, Kementerian Perhubungan RI meresmikan dua rumah sakit terapung, Laksamana Malahayati (Laksamana Malahayati) dan Kapal Kesehatan Rakyat ( Rumah Sakit Terapung Rakyat).
Berbicara pada upacara yang diadakan di pelabuhan Tanjung Priok, utara ibu kota Jakarta, Menteri Perhubungan Indonesia Budi Karya Sumadi mengatakan pembukaan dua rumah sakit terapung itu ditujukan untuk melayani masyarakat di pulau-pulau terpencil .
Menurut Bapak Budi, kapal rumah sakit pertama tersebut diberi nama Malahayati, nama pemimpin pasukan Inong Bale yang berjuang melawan penjajahan kolonial sekitar abad ke-16 dan dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh negara Indonesia pada November 2017.
Bapak Budi menekankan bahwa operasional Laksamana Malahayati dan Kapal Kesehatan Rakyat sangat penting karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas, dengan perairan yang menutupi dua pertiga wilayahnya. Negara ini perlu membangun lebih banyak kapal serupa untuk melayani daerah kepulauan terpencil.
Laksamana Malahayati yang panjangnya 130 m, memiliki helipad dan 200 tempat tidur rumah sakit, dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur medis lengkap, termasuk ruang operasi, laboratorium, dan ruang rontgen.
Dengan tim yang terdiri dari sembilan staf medis dan 12 awak kapal, kapal rumah sakit tersebut dapat menangani sejumlah operasi seperti operasi bibir dan langit-langit sumbing serta katarak, menurut koordinator operasi Laksamana Malahayati, Laksamana Madya Purnawirawan Agus Setiadji.
Menurut Ibu Setiadji, proses pembuatan kapal tersebut mendapat dukungan dari Yayasan Mega Gotong Royong Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin oleh mantan Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)